Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Raih Pantulan Cinta Sejati Nabi Muhammad SAW bagi Umat (Yang Dirindukan)

16 September 2024   00:12 Diperbarui: 16 September 2024   07:29 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejak dini mempersiapkan calon umat yang dirindukan Rasulullah kelak di akhirat. (foto Akbar Pitopang)

Beliau adalah pemimpin, sahabat, suami, dan manusia yang penuh kasih sayang serta keadilan.

Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola bukan sekadar ucapan, tapi harus tercermin dalam sikap dan perbuatan kita sehari-hari. Mengidolakan Rasulullah berarti mengikuti jejak langkahnya dalam bertindak. 

Bukan sekadar memajang kaligrafi bertuliskan "" atau bersholawat setiap mendengar namanya, tapi benar-benar meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW.

Kita harus lebih sering bertanya pada diri sendiri, mengenai siapa yang sebenarnya pantas kita jadikan panutan dalam hidup ini. 

Apakah kita hanya akan terjebak dalam "idol fake" yang terlihat sempurna di layar kaca atau gawai, namun tidak membawa manfaat di akhirat. Atau, kita berani memilih untuk menempatkan Rasulullah SAW sebagai teladan sejati, yang mampu menyelamatkan kita dari azab Allah SWT lewat syafaatnya.

Mari mulai sekarang, jadikan Rasulullah SAW sebagai idola dalam arti yang sebenarnya. Dengan meneladani beliau, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga memiliki harapan mendapatkan syafaatnya kelak di akhirat. 

Sesungguhnya, idola sejati adalah dia yang mampu membawa kita lebih dekat kepada Allah, bukan yang hanya memberi hiburan di dunia yang semu dan sementara.

Jadilah umat yang (masih) dirindukan Nabi Muhammad SAW. (foto Akbar Pitopang)
Jadilah umat yang (masih) dirindukan Nabi Muhammad SAW. (foto Akbar Pitopang)

Pantaskah Kita Mengaku Umat yang Dirindukan?

Rasulullah SAW begitu merindukan umatnya. Namun, sebelum kita merasa bangga dan senang dengan hal tersebut, kita harus merenung dan mengukur diri. 

Apakah kita layak menjadi umat yang dirindukan oleh Rasulullah? 

Keselamatan di akhirat tidak datang begitu saja, melainkan melalui upaya kita untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah dan ridho dari Allah SWT. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun