Beliau adalah pemimpin, sahabat, suami, dan manusia yang penuh kasih sayang serta keadilan.
Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola bukan sekadar ucapan, tapi harus tercermin dalam sikap dan perbuatan kita sehari-hari. Mengidolakan Rasulullah berarti mengikuti jejak langkahnya dalam bertindak.Â
Bukan sekadar memajang kaligrafi bertuliskan "" atau bersholawat setiap mendengar namanya, tapi benar-benar meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW.
Kita harus lebih sering bertanya pada diri sendiri, mengenai siapa yang sebenarnya pantas kita jadikan panutan dalam hidup ini.Â
Apakah kita hanya akan terjebak dalam "idol fake" yang terlihat sempurna di layar kaca atau gawai, namun tidak membawa manfaat di akhirat. Atau, kita berani memilih untuk menempatkan Rasulullah SAW sebagai teladan sejati, yang mampu menyelamatkan kita dari azab Allah SWT lewat syafaatnya.
Mari mulai sekarang, jadikan Rasulullah SAW sebagai idola dalam arti yang sebenarnya. Dengan meneladani beliau, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga memiliki harapan mendapatkan syafaatnya kelak di akhirat.Â
Sesungguhnya, idola sejati adalah dia yang mampu membawa kita lebih dekat kepada Allah, bukan yang hanya memberi hiburan di dunia yang semu dan sementara.
Pantaskah Kita Mengaku Umat yang Dirindukan?
Rasulullah SAW begitu merindukan umatnya. Namun, sebelum kita merasa bangga dan senang dengan hal tersebut, kita harus merenung dan mengukur diri.Â
Apakah kita layak menjadi umat yang dirindukan oleh Rasulullah?Â
Keselamatan di akhirat tidak datang begitu saja, melainkan melalui upaya kita untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah dan ridho dari Allah SWT.Â