Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Panggung Politik Bukan Warisan, Sejauh Mana Anak Muda Bisa Diandalkan?

10 September 2024   12:09 Diperbarui: 13 September 2024   09:39 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber gambar: KOMPAS/HERYUNANTO)

Di tengah dinamika politik Indonesia, fenomena pelantikan anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2024-2029 kembali menarik perhatian publik.

Kali ini, yang menjadi sorotan adalah pasangan ayah-anak yang secara bersamaan dilantik sebagai anggota dewan. H. Fathullah, SH, MH, mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) 3 Tenayan Raya - Kulim, menggantikan posisi almarhum Heri Setiawan, sementara putranya, Muhammad Zahirsyah, yang lahir pada tahun 2002, menjadi anggota DPRD termuda dari Dapil I (Sukajadi, Pekanbaru Kota, Limapuluh).

Menariknya, Zahirsyah yang merupakan seorang mahasiswa Fisipol tingkat akhir di Universitas Riau berhasil menjadi wakil rakyat di usia yang sangat muda. 

Ketika banyak rekan sebayanya mahasiswa lain mungkin harus berjuang turun ke jalan menyuarakan aspirasi. Dia sudah berada di posisi strategis, berkesempatan langsung mendengarkan dan menyalurkan suara rakyat melalui mekanisme formal dalam sistem demokrasi. 

Fenomena ini mengundang diskusi, tidak hanya soal representasi politik, tetapi juga tentang seberapa siap generasi muda untuk mengambil peran besar dalam menentukan kebijakan publik.

Fenomena ini semakin menggugah perhatian ketika kita melihat tren serupa di tingkat yang lebih tinggi, dimana anak-anak dari keluarga politisi senior turut melangkah ke panggung politik. 

Di tingkat nasional, misalnya, anak presiden terpilih sebagai wakil presiden dan saudaranya dipersiapkan untuk calon gubernur. 

Hal ini menunjukkan bahwa jalur politik bagi beberapa individu tampaknya lebih terbuka karena latar belakang keluarga, sesuatu yang mungkin tidak bisa diakses oleh semua kalangan.

Namun, di balik fenomena ini, muncul juga pertanyaan penting. Apakah peran mereka sebagai wakil rakyat murni didasari oleh kemampuan dan aspirasi, atau sekadar melanjutkan dinasti politik? 

Di satu sisi, menjadi wakil rakyat adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan pengetahuan, integritas, dan keberanian.

Di sisi lain, adanya kesempatan bagi anak muda tentu bisa menjadi angin segar bagi dinamika politik. Selama dia mampu menghadirkan perspektif baru yang segar dan relevan dengan aspirasi masyarakat, termasuk generasi milenial serta Gen Z.

Peran anak muda dalam politik sebenarnya telah menjadi perbincangan di banyak negara. Dalam konteks Indonesia, fenomena terpilihnya anak-anak muda di lembaga perwakilan rakyat bisa menjadi cermin dari keinginan masyarakat untuk melihat wajah-wajah baru yang bisa membawa perubahan.

Dengan berbagai tantangan dan harapan di depan mata, tugas Muhammad Zahirsyah sebagai anggota DPRD Kota Pekanbaru termuda tentu tidak ringan. 

Dia tidak hanya akan berhadapan dengan ekspektasi masyarakat luas, tetapi juga akan dituntut untuk menunjukkan bahwa meskipun muda, diharapkan dia mampu mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. 

Bila berhasil dia bisa menjadi contoh positif bagi anak muda lainnya. Bahwa usia bukanlah penghalang untuk berperan aktif dalam politik dan pembangunan bangsa.

Kini, tinggal menunggu bagaimana kiprah Zahirsyah dan wakil rakyat muda lainnya dalam mengemban tugas dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang telah mempercayakan suara mereka. 

Tantangan Anak Muda dan Pertaruhan Kepercayaan Publik

Menjadi wakil rakyat bukan hanya soal memenangkan suara di pemilihan umum, tetapi juga tentang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan wawasan politik yang mumpuni. Dunia politik adalah arena penuh tantangan, dengan persaingan yang tak kalah beratnya. 

Maka, ketika seorang anak muda seperti Muhammad Zahirsyah berhasil menembus seleksi hingga akhirnya dilantik sebagai anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2024-2029, wajar jika muncul perbincangan tentang kelayakan dan kapabilitasnya.

Sosok Zahirsyah yang baru berusia 22 tahun kini menjadi sorotan, tak hanya karena statusnya sebagai anggota DPRD termuda, tetapi juga karena pertanyaan tentang kesiapan mental dan tanggung jawabnya. 

Bukan rahasia bahwa menjadi wakil rakyat adalah amanah yang berat, tidak hanya dalam konteks dunia, tetapi juga di akhirat. 

Setiap keputusan dan kebijakan yang diambil akan dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat yang telah memilihnya maupun kepada Sang Khalik kelak.

Namun, tak semua suara di publik mendukungnya. Di media sosial, muncul narasi yang berasal dari akun-akun yang mengaku sebagai rekan kuliah Zahirsyah. 

Ada yang menyampaikan kritik, menyoroti sikapnya selama menjadi mahasiswa yang dinilai kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. 

Bagi sebagian orang, hal ini menjadi alasan untuk meragukan kemampuannya dalam mengemban amanah besar sebagai wakil rakyat. 

Bagaimana bisa seseorang yang tidak tuntas dalam tugas kecil, mampu memikul tanggung jawab besar di kursi lembaga perwakilan rakyat?

Meski kritik ini cukup tajam, ada juga suara yang mengatakan bahwa manusia dapat berubah. Banyak harapan agar Zahirsyah belajar dan berkembang seiring dengan perjalanan waktu. 

Dia memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa ia bisa mematahkan stigma negatif dan berkembang, supaya menjadi sosok wakil rakyat yang bertanggung jawab.

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Harapan Besar terhadap Kiprah Memperjuangkan Rakyat

Fenomena ini mencerminkan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh generasi muda di dunia politik. 

Mereka tidak hanya harus bersaing dengan senior-senior yang berpengalaman, tetapi juga menghadapi ekspektasi dan kritikan dari publik yang lebih skeptis terhadap usia muda. 

Zahirsyah, seperti halnya para politisi muda lainnya, berada di persimpangan antara pembuktian diri dan beban ekspektasi masyarakat.

Di satu sisi, keterlibatan anak muda di lembaga perwakilan rakyat harus dilihat sebagai langkah positif untuk memberikan energi baru dalam perpolitikan. 

Kehadiran mereka diharapkan bisa membawa sudut pandang yang lebih baik dan relevan dengan masalah yang dihadapi oleh generasi saat ini serta yang dihadapi oleh masyarakat secara keseluruhan. 

Namun, di sisi lain, tantangan yang dihadapi oleh Zahirsyah adalah membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk menjalankan tanggung jawab besar dengan sebaik-baiknya.

Kini, semua mata tertuju pada perjalanan karier Zahirsyah sebagai anggota DPRD Kota Pekanbaru termuda. 

Masyarakat Pekanbaru, dan mungkin juga seluruh Indonesia, menunggu dengan harap-harap cemas apakah ia akan menjadi representasi positif dari anak muda dalam politik, atau justru sebaliknya. 

Perjalanan karir politik baru dimulai, dan waktu akan menjadi saksi apakah Zahirsyah dan anak muda di posisi yang sangat elit ini mampu membawa amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab atau tidak becus sama sekali.

Jika berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawab, maka masyarakat akan semakin siap mempercayakan suaranya kepada anak muda.

Bila gagal, anak muda yang lainnya akan menghadapi "trust issue" sebab masyarakat bisa hilang kepercayaan kepada anak muda yang ternyata beneran masih "ingusan".

Sebuah fenomena yang menunjukkan bahwa panggung politik Indonesia siap menyambut generasi muda yang berani mengambil peran, mengingat bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka.

Semoga ini bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun