Kekuatan seni patung ini bukan hanya dalam bentuk fisiknya, tetapi dalam pesan yang terkandung di dalamnya. Seperti pesan kebersamaan, kekuatan, dan kemajuan.
Namun, di balik keindahan yang terpampang, tantangan besar tetap mengintai. Keberhasilan proyek ini menuntut upaya pemeliharaan yang serius agar keberadaannya tetap terjaga.Â
Salah satu kekhawatiran yang patut diwaspadai adalah potensi ancaman dari oknum tidak bertanggung jawab yang mungkin berniat mencuri potongan pelat kuningan atau baja.Â
Di banyak tempat, tindakan seperti ini bukanlah hal baru, dan perlu tindakan preventif untuk menjaga eksistensi karya ini.
Mari kita melihat nasib Tugu Zapin yang juga merupakan karya Nyoman Nuarta yang ada di Kota Pekanbaru.
Salah satu karya fenomenal yang membuktikan hal ini adalah Tugu Zapin di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Tugu ini berupa patung yang menggambarkan sepasang manusia (bujang dan dara) sedang menari dengan gemulai dalam Tari Zapin.Â
Tugu Zapin berdiri megah sebagai simbol kekayaan budaya Melayu sekaligus bagian dari sejarah penting ketika dibangun menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII pada tahun 2012 silam. (sumber)
Karya monumental ini tak hanya menarik secara visual, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang kebanggaan akan budaya tradisional. Patung sepasang penari Zapin ini dirancang dengan sangat detail, menggambarkan gerakan tari yang dinamis dan penuh makna.Â
Keindahan gerak tubuh yang divisualkan lewat pelat-pelat kuningan dan baja menampilkan seni yang tak hanya bernilai estetika, tetapi juga menghidupkan kembali semangat budaya Melayu di tengah hiruk-pikuk kota yang semakin modern.
Namun, keindahan Tugu Zapin tak luput dari ancaman. Belakangan, tugu ini mengalami kerusakan yang sangat disayangkan. Beberapa bagian pelat kuningan yang menjadi elemen penting dalam karya ini telah dicuri, meninggalkan bagian yang menganga dan merusak keindahannya.Â