Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencegah Bahaya "Tone Deaf", Apakah yang Bisa Kita Lakukan?

28 Agustus 2024   14:39 Diperbarui: 28 Agustus 2024   14:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (foto Akbar Pitopang)

Memang pencegahan sikap "tone deaf" dimulai dari keluarga. Dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian sejak dini, kita dapat membangun generasi yang lebih empatik dan bertanggung jawab. 

Keluarga adalah pondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling peduli, dan setiap orangtua memiliki peran penting dalam proses ini. 

Kita jadikan rumah sebagai tempat pertama dan utama untuk menumbuhkan jiwa kepedulian sosial pada anak-anak kita.

Ilustrasi. (foto Akbar Pitopang)
Ilustrasi. (foto Akbar Pitopang)

Peran Pendidikan Membangun Generasi Peduli

Untuk mencegah maraknya fenomena "tone deaf", peran dunia pendidikan menjadi semakin krusial dalam membangun generasi yang peka dan peduli terhadap sesama. 

Sekolah, sebagai lingkungan kedua setelah keluarga, memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial dan rasa peka sejak dini. 

Guru, sebagai penggerak pendidikan, berperan penting dalam membimbing siswa untuk mengembangkan empati dan kepekaan terhadap orang lain.

Di dalam kelas, kami sebagai guru berupaya menanamkan kepekaan sosial melalui berbagai kegiatan dan interaksi. Misalnya, melalui diskusi, kerja kelompok, dan kegiatan sosial lainnya yang melibatkan siswa serta warga sekolah.

Kami mengajarkan anak didik untuk saling menghargai perbedaan dan memahami perasaan orang lain. Harapannya, nilai-nilai positif yang ditanamkan sejak kecil ini akan menjadi fondasi yang kuat sejak detik itu juga hingga saat mereka dewasa nanti. 

Pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang memanusiakan manusia. 

Kita adalah makhluk sosial ---atau yang dikenal sebagai zoon politicon--- yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau kepedulian dari orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun