Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengintip Keriuhan CASN 2024: Para Pendidik Berhak Memilih Masa Depannya

25 Agustus 2024   17:42 Diperbarui: 26 Agustus 2024   07:16 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi. KOMPAS/SUPRIYANTO)

Banyak guru dan dosen yang sudah lama mengajar yang mungkin merasa cemas dan tertekan di tengah proses ini. Namun, dibalik semua tantangan ini, ada satu hal yang tetap menjadi pijakan, yaitu semangat untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Harapannya, penerimaan CPNS 2024 ini mampu menjaring ASN yang benar-benar mumpuni dan berdedikasi, terutama di sektor pendidikan. 

Para tenaga pendidik berharap agar proses ini tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan perubahan nyata dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Dengan demikian, kualitas ASN yang dihasilkan tidak hanya dipandang dari sisi administratif, tetapi juga dari sisi dedikasi terhadap profesi dan kontribusi bagi masyarakat.

(ilustrasi. KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA)
(ilustrasi. KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA)

Menghargai dan Mengangkat Martabat Guru di Indonesia

Menjadi seorang guru bukanlah pilihan yang diambil dengan mudah. Ini adalah sebuah panggilan jiwa, keputusan yang sering kali didasari oleh hasrat untuk berbagi ilmu dan membentuk masa depan bangsa.

Meski dalam teori, semua orang bisa menjadi guru, kenyataannya tidak semua orang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk profesi ini. 

Ada keberanian dan pengorbanan besar yang diperlukan, terutama ketika menyadari bahwa menjadi guru seringkali berarti menerima tantangan ekonomi dan atau finansial terbatas.

Realitanya penghasilan seorang guru di Indonesia masih sangat terbatas, terutama bagi mereka yang berstatus honorer. Namun, yang luar biasa adalah bahwa di balik segala keterbatasan ini, masih banyak yang dengan tulus memilih untuk tetap menjadi guru. 

Ini adalah bukti nyata bahwa panggilan untuk mendidik bukanlah tentang materi semata, tetapi lebih kepada dorongan hati untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita semua memberikan apresiasi yang tinggi kepada para tenaga pendidik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun