Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Efektivitas Kebijakan Penghapusan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

29 Juli 2024   05:05 Diperbarui: 29 Juli 2024   09:28 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa di lobi SMAN 35 Jakarta, Jakarta Pusat, saat jam pulang sekolah, Senin (5/12/2022). | KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Akibatnya, siswa dari jurusan lain merasa kurang dihargai. Kesenjangan ini tidak hanya mempengaruhi semangat belajar siswa, tetapi juga memicu rasa kecemburuan yang dapat berdampak negatif terhadap hubungan antarsiswa dan antara siswa dengan guru.

Penting untuk diingat bahwa kemampuan dan minat siswa memang berbeda-beda. Tidak lah semua siswa harus memilih jurusan IPA untuk meraih kesuksesan. Jurusan lain juga memiliki nilai dan peran penting dalam masyarakat. 

Namun, cara mengkotak-kotakkan siswa dan memberikan pelayanan yang kontras seperti ini jelas terasa janggal. Pendekatan ini justru dapat memperlebar jurang kecemburuan dan ketidakadilan di lingkungan pendidikan.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada perubahan paradigma dalam sistem pendidikan. Sekolah dan guru harus lebih inklusif dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada semua siswa sesuai minat dan potensinya. 

Setiap jurusan atau bidang studi memiliki kebermanfaatan dan kontribusi yang berharga. Dengan memberikan kesempatan yang sama dan penghargaan yang setara, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis dan adil bagi semua siswa.

Ilustrasi pendampingan siswa untuk bakat, minat dan potensinya. (DOK. SEKOLAH PRIBADI via Kompas.com)
Ilustrasi pendampingan siswa untuk bakat, minat dan potensinya. (DOK. SEKOLAH PRIBADI via Kompas.com)

Menemukan Jati Diri: Tantangan Pemilihan Jurusan di SMA

Salah satu argumen kuat yang mendukung penghapusan penjurusan adalah kebutuhan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka. 

Selama ini, jurusan SMA seringkali dikaitkan dengan pilihan jurusan di perguruan tinggi. Misalnya, siswa IPA diharapkan melanjutkan ke jurusan-jurusan sains atau teknik, sedangkan siswa IPS cenderung memilih bidang sosial dan humaniora. 

Apakah benar bahwa penjurusan di SMA benar-benar mencerminkan minat dan potensi siswa secara akurat?

Masa SMA adalah periode krusial bagi anak-anak dalam mencari jati diri mereka. Namun, dalam perjalanan ini, mereka seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. 

Dorongan pertemanan, perlakuan guru, dan terbatasnya pemahaman orangtua mengenai jenis-jenis jurusan di sekolah menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun