Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema "Rayuan" Atasan, di Antara Mengajar dan Menjaga Profesionalisme Guru

26 Juli 2024   05:55 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:09 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru ditawari tugas tambahan. (ilustrasi KOMPAS/HERYUNANTO)

Di instansi pendidikan, menciptakan lingkungan kerja yang positif tidak hanya bermanfaat bagi para guru, tetapi juga bagi siswa. Ketika guru merasa dihargai dan didukung, mereka lebih termotivasi untuk memberikan pengajaran terbaik, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas pendidikan.

Sekolah yang berhasil membangun budaya kerja yang positif maka akan tercipta tingkat kerjasama yang baik di antara para guru dan staf. Bila ada tugas tambahan dari atasan maka bisa diselesaikan bersama-sama.

2. Berbagi pengalaman dan ilmu bersama rekan guru

Di sekolah, program pengembangan profesional yang berkelanjutan dan kesempatan bagi para guru untuk berbagi pengalaman serta ilmu dengan rekan-rekan mereka sangat penting. Selain dapat meningkatkan kompetensi individu, juga memperkuat tim pengajar secara keseluruhan.

Kombel yang ada di sekolah dapat menjadi forum diskusi, workshop, dan berbagi praktik baik, adalah beberapa cara yang efektif untuk mendorong berbagi pengetahuan di antara para guru. 

Cara ini dapat mendorong kolaborasi yang lebih erat diantara guru maupun staf atau tenaga kependidikan.

3. Komunikasi yang efektif dengan atasan dan rekan

Untuk mengatasi berbagai tantangan di dunia kerja, guru perlu melakukan komunikasi yang efektif. Sebagai guru harus berani menyuarakan aspirasi dan keluhan secara konstruktif. Sementara atasan harus terbuka terhadap masukan dan berusaha menciptakan kepemimpinan di lingkungan kerja yang mendukung. 

Ini berarti guru harus merasa bebas untuk menyampaikan rasa keberatan atas tawaran tugas dari atasan bila memang dirasa tidak sinkron dengan tugas mengajar. 

4. Pentingnya manajemen waktu dan hindari fake productivity

Manajemen waktu yang efektif adalah keterampilan yang sangat penting bagi para guru, karena seringkali harus mengatur banyak tugas sekaligus. Menghindari fake productivity ---dimana guru tampak sibuk tetapi sebenarnya tidak produktif--- adalah kunci untuk menjaga keseimbangan antara beban kerja dan kualitas pengajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun