Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Suami Tulus, Rumah Tangga Mulus, Istri Bebas "Baby Blues"

16 Juni 2024   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2024   09:20 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi suami suportif. (foto Akbar Pitopang)

Menjadi suami suportif. (foto Akbar Pitopang)
Menjadi suami suportif. (foto Akbar Pitopang)

Disaat anak lahir ke dunia, suami sering kali menyambut dengan antusias dan penuh perhatian. Bukan hanya saat persalinan, tetapi sejak istri hamil, suami harus selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang menguatkan istri selama mengandung anak. Ketika bayi sudah lahir, peran suami menjadi semakin besar untuk memastikan istri tidak terkena baby blues.

Dalam pengalaman pribadi saya, alhamdulillah istri tidak mengalami baby blues setelah melahirkan anak pertama kami. Sebagai suami, saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena bisa mendampingi istri dengan baik melalui masa-masa penting tersebut. 

Perasaan takut akan kondisi berbahaya seperti baby blues memotivasi saya untuk selalu berupaya menjadi suami yang baik dengan memberikan perhatian penuh dan siap mengurusi istri, anak, dan rumah tangga.

Menjadi suami yang suportif tidak hanya berarti membantu dalam pekerjaan fisik. Lebih dari itu, ini tentang menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi istri untuk mengekspresikan perasaannya. 

Mengajak istri berbicara tentang apa yang dirasakannya, memberikan dukungan emosional, dan memastikan dia tidak merasa sendirian dalam perjalanan ini adalah langkah-langkah penting yang saya terapkan.

Rumah tangga dan mengurus anak dalam tanggung jawab bersama. (foto Akbar Pitopang)
Rumah tangga dan mengurus anak dalam tanggung jawab bersama. (foto Akbar Pitopang)

Menempatkan tanggung jawab pengasuhan anak dan urusan rumah tangga sepenuhnya pada istri perlu diubah. Suami harus memahami bahwa mendukung istri pasca melahirkan menunjukkan kekuatan sejati seorang suami yang mampu mencintai dan mendukung keluarganya tanpa syarat. 

Ketika anak lahir, peran suami menjadi lebih krusial. Tugas mengurus bayi bukan hanya tanggung jawab istri, tetapi juga suami. Mulai dari mengganti popok, memberi makan, hingga menenangkan bayi yang menangis adalah aktivitas yang harus dibagi bersama. 

Kehadiran suami dalam aktivitas sehari-hari ini bukan hanya membantu meringankan beban istri, tetapi juga menciptakan kebersamaan dan kerjasama yang solid dalam keluarga. 

Dengan demikian, istri tidak merasa sendirian dalam menghadapi tugas-tugas dan aktivitas rumah tangga seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun