Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bisnis Hewan Kurban Selain Menjanjikan, (Sebaiknya) Halal dan Thayyibah

12 Juni 2024   13:09 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:50 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis hewan kurban. (foto Akbar Pitopang)

Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan sebuah konten yang memperlihatkan trik penjualan hewan kurban menggunakan jasa Sales Promotion Girls (SPG). Namun, yang menjadi perhatian publik adalah penampilan SPG yang jauh dari nilai-nilai keislaman karena tampak seksi. Meski kehadiran SPG seksi ini tidak membuat hewan kurban menjadi tidak halal, proses penjualan yang demikian menjadi tercoreng dan tidak lagi toyyibah (baik).

Penjualan hewan kurban adalah bagian dari rangkaian ibadah yang memiliki nilai sakral. Oleh karena itu, seluruh prosesnya, mulai dari pemilihan, penjualan, hingga penyembelihan, harus dilakukan dengan cara yang menghormati nilai-nilai keislaman. 

Penggunaan jasa SPG dengan penampilan yang tidak sesuai adab Islam jelas bertentangan dengan prinsip ini. Alih-alih menambah daya tarik penjualan, praktik semacam ini justru dapat menurunkan kehormatan dari proses ibadah kurban itu sendiri.

Dalam Islam, penting untuk menjaga syariat dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas bisnis. Proses jual-beli hewan kurban harus dilakukan dengan memperhatikan adab dan etika yang sesuai dengan ajaran agama. 

Kehadiran SPG seksi dalam penjualan hewan kurban tidak hanya mengganggu kenyamanan banyak orang, tetapi juga menciptakan persepsi negatif terhadap pelaksanaan ibadah yang seharusnya dilakukan dengan penuh kesungguhan dan nuansa yang positif.

Masyarakat dan para pelaku usaha harus menyadari bahwa tujuan utama dari ibadah kurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS. 

Oleh karena itu, segala bentuk promosi dan penjualan hewan kurban hendaknya dilakukan dengan cara yang mulia dan tidak menodai nilai-nilai keislaman. Menjaga kesucian dalam proses ini akan menambah keberkahan, baik bagi penjual maupun pembeli.

***

Bisnis hewan kurban. (foto Akbar Pitopang)
Bisnis hewan kurban. (foto Akbar Pitopang)

Para pelaku bisnis hewan kurban sebaiknya fokus pada aspek-aspek yang lebih substantif dalam menjual hewan kurban, seperti kualitas hewan, pemenuhan syarat-syarat kurban, dan pelayanan yang baik. 

Memberikan edukasi kepada konsumen tentang pentingnya memilih hewan kurban yang sehat dan memenuhi syarat juga bisa menjadi strategi promosi yang lebih bermakna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun