Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mencari Jalan Aman untuk Study Tour dan Keselamatan Siswa

18 Mei 2024   00:25 Diperbarui: 20 Mei 2024   02:25 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Foto: Duy-pham/Unsplash)

Selain itu, insiden ini juga membuka mata banyak pihak akan pentingnya pendidikan mengenai keselamatan perjalanan bagi siswa. Pelatihan dasar mengenai cara menghadapi keadaan darurat selama perjalanan bisa menjadi salah satu solusi untuk meminimalkan risiko. Penyediaan asuransi perjalanan juga bisa dipertimbangkan sebagai langkah protektif bagi siswa, pendamping atau semua yang ikut.

Kedepannya, nasib kegiatan study tour mungkin akan mengalami berbagai penyesuaian. Meskipun demikian, jika dilakukan dengan persiapan yang matang dan regulasi yang tepat, kegiatan ini masih dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang efektif. 

Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam memastikan bahwa setiap kegiatan study tour tidak hanya edukatif tetapi juga aman, bermanfaat dan berdampak.

Melalui perbaikan sistem dan peningkatan kesadaran akan pentingnya keselamatan, diharapkan bahwa kegiatan study tour dapat terus menjadi bagian dari proses pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga pengalaman berharga bagi para siswa.

Siswa belajar dalam kegiatan study tour. (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)
Siswa belajar dalam kegiatan study tour. (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Dilema study tour di antara manfaat dan risiko

Fenomena study tour yang dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia masih terus menyisakan dua sisi: antara sayang dan benci. 

Di satu sisi, banyak yang menganggap kegiatan ini sebagai bagian positif dari proses belajar di luar kelas, dimana siswa bisa memperoleh pengalaman langsung yang tidak bisa didapatkan di dalam ruangan kelas yang terbatas. 

Mereka yang mendukung, melihat study tour sebagai kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan, keterampilan sosial, dan aspek praktis pada siswa.

Namun di sisi lain, terdapat kelompok "kaum mendang-mending" yang cenderung bersikap kontra terhadap kegiatan ini. Mereka menilai study tour sebagai kegiatan yang tidak perlu dan berisiko. Kelompok ini sering kali hanya melihat sisi negatifnya dan merasa skeptis terhadap manfaat yang ditawarkan. 

Kecelakaan di Subang beberapa waktu lalu yang melibatkan rombongan SMK Lingga Kencana, Depok, menjadi salah satu alasan kuat bagi mereka untuk semakin menentang kegiatan ini.

Salah satu alasan utama mengapa kelompok kontra merasa demikian adalah karena kurangnya pemahaman tentang manfaat positif yang bisa diraih dari kegiatan study tour. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun