Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Seni Menjawab Pertanyaan dengan Lucu dan Humor saat Bincang Santai Lebaran

5 April 2024   23:56 Diperbarui: 6 April 2024   00:09 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan Lebaran di rumah, menerima tamu, dan menjawab pertanyaan saat Lebaran.(SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via Kompas.com)

Lebaran, momen penuh keceriaan dan kebersamaan, tak hanya sekadar waktu untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, namun juga saat dimana berbagai cerita menarik dan topik obrolan unik menghiasi silaturahmi. 

Bagi sebagian orang, berlebaran tanpa bercerita seolah seperti menyantap nasi tanpa rendang di Hari Raya. Setiap tahun, setiap sudut ruangan dipenuhi dengan tawa, keharuan, dan serangkaian pertanyaan yang mengalir dari mulut ke mulut.

Dalam suasana yang penuh kehangatan tersebut, obrolan-obrolan pun terjalin dengan sendirinya. Dari mulai kisah tentang kehidupan yang selalu mengundang tawa, hingga perbincangan serius mengenai keadaan politik dan ekonomi yang sedang mengemuka di negeri ini. 

Tak lupa, topik seputar rencana liburan keluarga, kisah lucu selama bulan puasa, hingga perbandingan menu makanan favorit pas lebaran turut menghiasi percakapan.

Selain itu, momen lebaran juga menjadi waktu untuk bertukar cerita pengalaman selama sebulan penuh menjalani ibadah puasa. Kisah lucu saat sahur, pengalaman menarik saat tarawih di masjid, hingga momen haru saat mendengarkan ceramah di malam-malam terakhir Ramadhan, semuanya menjadi sumber inspirasi dan bahan obrolan.

Karena silaturahmi menjadi tradisi lebaran

Lebaran menjadi momen yang tepat untuk menggali lebih dalam keunikan budaya dan tradisi dari berbagai daerah, termasuk adat-istiadat dalam menyambut tamu. Di setiap sudut rumah, nuansa hangat dan ramah selalu menyambut kedatangan para tamu. 

Mulai dari menyuguhkan hidangan khas lebaran yang menjadi bagian dari tradisi silaturahmi yang tak terpisahkan.

Tidak jarang, untuk mencairkan suasana dan menjadikan silaturahmi semakin menarik, segala hal bisa menjadi bahan perbincangan. Mulai dari topik seputar kehidupan sehari-hari, perjalanan liburan, hingga kisah-kisah lucu dan berujung pada obrolan serius, semuanya menjadi pembicaraan yang menarik untuk disimak.

Secara sederhana, lebaran memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berbagi cerita, tawa, dan haru. 

Tiap obrolan menjadi momen kebersamaan yang tak terlupakan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mulut ke mulut menjadi sebuah kekhasan dalam momen lebaran yang takkan terlewatkan.

Sebab, lebaran tidak hanya tentang kemenangan setelah menjalani ibadah puasa, namun juga tentang kebahagiaan dan persaudaraan yang terjalin di antara kita. 

Setiap pertanyaan yang diajukan dan setiap jawaban yang diberikan menjadi bagian dari ikatan kebersamaan yang semakin kokoh di setiap perayaan lebaran. 

Maka, mari kita nikmati setiap momen lebaran dengan penuh sukacita dan kehangatan, karena disitulah letak esensi silaturahmi.

Ilustrasi silaturahmi Lebaran di ruang tamu, menanggapi pertanyaan tamu saat Lebaran. (SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via Kompas.com)
Ilustrasi silaturahmi Lebaran di ruang tamu, menanggapi pertanyaan tamu saat Lebaran. (SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via Kompas.com)

Pertanyaan pemantik, jawabannya unik dan menggelitik

Momen lebaran memang seringkali diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi sedikit "nyeleneh", terutama dari para "bestie" yang sudah terlalu akrab. Namun, tak perlu khawatir atau bingung dalam menjawabnya. 

Sebaliknya, jawaban yang unik dan mengundang tawa bisa menjadi solusi yang tepat untuk menyambut pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan santai.

Misalnya, jika ditanya tentang kehidupan asmara, kita bisa menjawab dengan gaya humor seperti, "Ah, calon bini saya masih dalam perjalanan, mungkin butuh sedikit waktu ekstra untuk menemukan jalan ke hati saya".

Atau ada pertanyaan, "Nah, kapan nikahnya?". Yaudah tinggal dijawab gini, "Ok baiklah, tunggu saja, mungkin dalam waktu dekat atau mungkin dalam beberapa reinkarnasi yang akan datang, siapa tahu?". he he.

Atau, jika ditanya tentang rencana melaksanakan resepsi pernikahan, kita bisa merespons dengan candaan ringan seperti, "Hei, jangan terburu-buru, biaya resepsi kan juga tidak murah. Kamu sudah siap bantu saya menutupi biaya-biaya itu, kan?" sambil tersenyum dan tertawa.

Intinya, menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu dengan humor bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk meredakan kecanggungan dan menjaga suasana silaturahmi tetap hangat dan menyenangkan. 

Sebab, momen lebaran adalah saat untuk bersukacita dan bersenang-senang bersama orang-orang terdekat, tanpa harus terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan yang terlalu serius.

Tetap petik intisari pertanyaan lebaran

Pertanyaan yang muncul itu bukti mereka masih memiliki rasa peduli kepada diri kita. meski mereka bertanya misalnya tentang kapan nikah, itu tandanya mereka peduli karena tidak ingin melihat kita hidup masih jomblo dan tak terurus. 

Apapun bentuk pertanyaannya, itu semua sebenarnya positif. Kita jangan cepat merasa tersinggung. Sebaliknya, jadikan itu sebagai motivasi dan ajang pembuktian diri.

Pandangan seperti itu bisa membantu mengubah perspektif kita terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama momen lebaran. 

Terkadang, pertanyaan-pertanyaan tersebut memang diungkapkan dengan niat yang baik, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian dari orang-orang terdekat kita.

Mereka mungkin bertanya tentang kapan nikah atau hal-hal lainnya karena mereka ingin melihat kita bahagia dan sukses dalam kehidupan pribadi kita. 

Jadi, alih-alih merasa tersinggung atau terbebani, kita bisa melihatnya sebagai motivasi dan ajang untuk bangkit dan terus berjuang.

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu bisa menjadi pendorong untuk merenungkan kembali tujuan dan impian kita, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapainya. 

Selayaknya, kita bisa merespons dengan positif dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan.

Jadi, mari kita jadikan momen lebaran sebagai waktu untuk menghargai hubungan kita dengan orang-orang terdekat, serta sebagai kesempatan untuk memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik lagi. 

Dengan begitu, setiap pertanyaan yang muncul akan menjadi dorongan untuk terus berkembang dan meraih kebahagiaan yang hakiki. Insya Allah..

Semoga bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun