Sebab, lebaran tidak hanya tentang kemenangan setelah menjalani ibadah puasa, namun juga tentang kebahagiaan dan persaudaraan yang terjalin di antara kita.Â
Setiap pertanyaan yang diajukan dan setiap jawaban yang diberikan menjadi bagian dari ikatan kebersamaan yang semakin kokoh di setiap perayaan lebaran.Â
Maka, mari kita nikmati setiap momen lebaran dengan penuh sukacita dan kehangatan, karena disitulah letak esensi silaturahmi.
Pertanyaan pemantik, jawabannya unik dan menggelitik
Momen lebaran memang seringkali diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi sedikit "nyeleneh", terutama dari para "bestie" yang sudah terlalu akrab. Namun, tak perlu khawatir atau bingung dalam menjawabnya.Â
Sebaliknya, jawaban yang unik dan mengundang tawa bisa menjadi solusi yang tepat untuk menyambut pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan santai.
Misalnya, jika ditanya tentang kehidupan asmara, kita bisa menjawab dengan gaya humor seperti, "Ah, calon bini saya masih dalam perjalanan, mungkin butuh sedikit waktu ekstra untuk menemukan jalan ke hati saya".
Atau ada pertanyaan, "Nah, kapan nikahnya?". Yaudah tinggal dijawab gini, "Ok baiklah, tunggu saja, mungkin dalam waktu dekat atau mungkin dalam beberapa reinkarnasi yang akan datang, siapa tahu?". he he.
Atau, jika ditanya tentang rencana melaksanakan resepsi pernikahan, kita bisa merespons dengan candaan ringan seperti, "Hei, jangan terburu-buru, biaya resepsi kan juga tidak murah. Kamu sudah siap bantu saya menutupi biaya-biaya itu, kan?" sambil tersenyum dan tertawa.
Intinya, menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu dengan humor bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk meredakan kecanggungan dan menjaga suasana silaturahmi tetap hangat dan menyenangkan.Â
Sebab, momen lebaran adalah saat untuk bersukacita dan bersenang-senang bersama orang-orang terdekat, tanpa harus terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan yang terlalu serius.