Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Guru untuk "Bertobat" dan Memanusiakan Manusia dalam Film Budi Pekerti

1 April 2024   15:46 Diperbarui: 1 April 2024   15:50 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kejujuran adalah pondasi dari hubungan yang sehat dan saling percaya, baik dalam konteks personal maupun profesional.Termasuk dalam membangun ekosistem media sosial.

Kisah Bu Prani juga mengingatkan kita untuk tidak terlalu bergantung pada persepsi orang lain. Terlepas dari apa yang dipercayai atau diinginkan oleh publik, yang paling penting adalah bahwa kita tulus dan jujur dalam tindakan kita. 

Kita mungkin tidak selalu mendapatkan pujian atau penghargaan, tetapi kita akan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari dalam diri kita sendiri karena kita tahu bahwa kita telah bertindak sesuai dengan nilai-nilai.

Stop justifikasi, mari introspeksi diri 

Pendidikan adalah proses yang melibatkan interaksi kompleks antara guru dan murid, dimana kesalahan kadang-kadang tidak bisa dihindari. Namun, penting untuk diingat bahwa kesalahan adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri. 

Sebaliknya, reaksi yang lebih konstruktif lebih dibutuhkan daripada mencaci maki atau menyalahkan. Silahkan beri dukungan dan bimbingan kepada para guru yang mungkin tersesat dalam pendekatan mengajar.

Dalam memberikan dukungan, kita dapat membantu guru untuk melakukan proses refleksi diri, mengidentifikasi area dimana mereka dapat meningkatkan potensi, dan memberikan saran yang membangun. 

Hal ini tidak hanya memungkinkan guru untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi, tetapi juga memperkuat hubungan mereka dengan murid-murid mereka dalam lingkungan belajar yang positif dan inklusif.

Sebagai masyarakat (termasuk netizen), kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung pendidik dalam upaya mereka untuk menjadi pendidik yang lebih baik. 

Ini berarti memberikan dukungan moral, memberikan sumber daya yang diperlukan, dan menghormati upaya mereka untuk terus meningkatkan praktik mengajar. 

Dengan demikian, kita menciptakan lingkungan dimana kesalahan dianggap sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai tanda kegagalan atau kelemahan.

Dengan memperbaiki kesalahan, guru terus mencari cara untuk meningkatkan praktik pengajaran. Para pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif bagi murid-murid mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun