Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Antara Kerja, Kehidupan, dan Ibadah yang Harus Seimbang di Era Disruptif

23 Maret 2024   00:39 Diperbarui: 25 Maret 2024   08:17 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, seorang pekerja tetap meluangkan waktu untuk ibadah di tengah-tengah rutinitas kerja yang padat memberikan energi yang dibutuhkan untuk tetap fokus dan produktif. 

Melalui ibadah, dia merasakan kedamaian batin dan kepercayaan bahwa semua akan baik-baik saja. Hal ini membantunya menjaga keseimbangan di dunia kerja.

Ibadah tidak hanya menjadi cara untuk berhubungan dengan yang Allah SWT, tetapi juga menjadi sumber ketenangan, kedamaian, dan perspektif yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan keseimbangan untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang lebih besar dalam hidup ini.

Tantangan keseimbangan di era digital

Dalam dunia modern yang serba cepat dan terkoneksi secara digital, mencapai keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan, dan ibadah menjadi tantangan yang semakin kompleks. 

Teknologi yang terus berkembang dan tekanan dari kehidupan "masa kini" seringkali membuat kita terjebak dalam siklus kerja dan mengganggu keseimbangan hidup kita.

Salah satu tantangannya adalah pencampuran antara waktu kerja dan waktu pribadi. Ikatan pekerjaan bahkan di luar jam kantor dapat mengganggu waktu istirahat dan mengaburkan batasan antara profesionalitas dan ranah pribadi. 

Untuk menghadapi tantangan ini, penting untuk menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi. 

Selain itu, tekanan hidup yang semakin berjalan cepat juga dapat mengganggu keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah. Kehidupan yang sibuk dan padat membuat sulit untuk menyisihkan waktu untuk ibadah dan "healing". 

Jalan keluarnya adalah dengan membuat jadwal yang jelas dan menyediakan waktu untuk ibadah dan aktivitas yang memperkuat aspek emosional dan spiritual. 

Juga, dukungan dari keluarga, teman, sosial/komunitas membantu kita untuk tetap berpegang pada nilai-nilai dan tujuan kita. Temukan waktu untuk berbagi dengan orang-orang yang kita cintai, baik itu melalui makan malam bersama keluarga, berkumpul dengan teman-teman dekat, atau mengikuti kegiatan komunitas seperti pengajian. 

Di tengah tekanan dunia modern dan era digital yang serba cepat, guna mencapai keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah membutuhkan kesadaran diri, pengaturan batas yang jelas, dan dukungan sosial yang solid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun