Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengakuan Kiprah Guru Senior Pasca Batas Usia Program Guru Penggerak Dicabut

16 Februari 2024   19:15 Diperbarui: 17 Februari 2024   02:39 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru senior di satuan pendidikan. (foto Akbar Pitopang)

Dicabutnya batas usia untuk para guru dalam mengikuti Program Guru Penggerak (PPG) merupakan langkah yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan. Perubahan ini bukan hanya sekedar menghapuskan pembatasan usia, tetapi juga membuka pintu bagi potensi besar yang dimiliki oleh guru-guru senior. 

Keputusan Mahkamah Agung untuk mencabut persyaratan usia 50 tahun yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 26 Tahun 2022, memberikan ruang yang lebih luas bagi pengembangan karir dan kontribusi para pendidik yang telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam tupoksi dan atau profesi.

Salah satu hal positif yang bisa diraih dari pencabutan batasan usia ini adalah pemanfaatan secara maksimal potensi dan pengalaman yang dimiliki oleh guru-guru senior. 

Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua guru, tidak lagi terdapat diskriminasi berdasarkan usia dalam hal akses terhadap peluang pengembangan karir. 

Hal ini tentunya akan meningkatkan motivasi dan semangat para guru untuk terus berinovasi serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Para guru senior yang kini tidak lagi terikat oleh batasan usia dapat memanfaatkan kebebasan ini untuk mengembangkan berbagai program inovatif dalam pembelajaran, mentoring, dan pengembangan kurikulum. 

Guru senior dapat berperan sebagai pembimbing bagi para guru muda, menyebarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka miliki selama bertahun-tahun. 

Selain itu, mereka juga dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang membutuhkan dorongan tambahan.

Guru senior juga perlu diberikan ruang untuk berkolaborasi dengan guru-guru lain dan membangun jejaring yang memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman.

Dengan demikian, pencabutan batasan usia untuk program Guru Penggerak tidak hanya membuka peluang baru bagi para guru senior, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi dunia pendidikan secara keseluruhan. 

Inisiatif ini sebagai upaya untuk mengakui dan memanfaatkan potensi serta kontribusi berharga yang dapat diberikan oleh semua guru, tanpa memandang usia.

Semua pendidik terus belajar sepanjang menjalani profesi dan sepanjang hayat. (foto Akbar Pitopang)
Semua pendidik terus belajar sepanjang menjalani profesi dan sepanjang hayat. (foto Akbar Pitopang)

Pengejawantahan semangat long life education

Bukti semangat untuk menerjemahkan makna dari belajar sepanjang hayat (long life education) menjadi nyata dalam konteks ini. Tidak ada batasan usia dalam keinginan untuk terus belajar dan berkembang, terutama dalam profesi bidang pendidikan. 

Dunia pendidikan dapat mengalami kemajuan yang signifikan jika semua guru menerapkan konsep long life education ini.

Menjadi seorang guru tidak boleh dianggap sebagai akhir dari proses belajar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi awal dari perjalanan yang tak berujung dalam pengetahuan dan keterampilan. 

Meski telah mencapai status guru senior, semangat untuk belajar dan meningkatkan karir dalam dunia profesi tidak boleh pernah pudar. 

Setiap guru, terlepas dari usia atau tingkat pengalaman, harus memiliki kesadaran bahwa pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan sepanjang hayat.

Bahkan ketika masa pensiun tiba, semangat untuk belajar sepanjang hayat tetap harus terjaga. Para pendidik yang telah pensiun masih memiliki banyak kontribusi yang dapat mereka berikan melalui pembelajaran informal, mentoring, atau terlibat dalam proyek-proyek pendidikan di komunitas masyarakat. 

Dengan tetap menjaga semangat untuk belajar, mereka dapat terus memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dan masyarakat secara luas.

Oleh karena itu, mencabut batasan usia untuk dapat mengikuti Program Guru Penggerak adalah langkah yang tepat. Ini memberikan pengakuan atas pentingnya semangat untuk belajar sepanjang hayat dan mengakui bahwa kemauan untuk terus berkembang tidak boleh terbatas oleh faktor usia. 

Untuk menciptakan lingkungan dimana semua guru didorong dan didukung untuk terlibat dalam pembelajaran sepanjang hayat akan membawa manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.

Mendampingi guru senior dalam kegiatan kolaborasi guru di sekolah. (koleksi Akbar Pitopang)
Mendampingi guru senior dalam kegiatan kolaborasi guru di sekolah. (koleksi Akbar Pitopang)

Adanya peningkatan kemampuan teknologi bagi guru senior?

Pencabutan batas usia untuk mengikuti Program Guru Penggerak menandakan pergeseran paradigma yang menarik dalam dunia pendidikan. 

Ini menunjukkan bahwa para pendidik senior tidak lagi melihat masa depan mereka di sekolah sebagai masa menjelang pensiun yang dijalani dengan santai, tetapi sebagai peluang untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang berarti. 

Dulu, mungkin para guru senior lebih cenderung untuk menikmati pengalaman mengajar dengan metode yang sudah teruji sepanjang karir mereka meskipun sudah jadul (baca: kuno). 

Namun, dengan kemajuan teknologi pendidikan dan peningkatan kemampuan dalam menggunakan perangkat digital, guru-guru senior ini kini merasa terdorong untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Peningkatan level kemampuan pengoperasian perangkat digital menjadi salah satu faktor utama dibalik motivasi ini. Para guru senior menyadari bahwa untuk tetap relevan dan efektif dalam dunia pendidikan yang terus berubah, mereka perlu memperbaharui dan meningkatkan keterampilan dalam menggunakan teknologi. 

Dengan adanya kemauan belajar yang tinggi dan pemahaman yang mendalam tentang perangkat digital, guru-guru senior ini ingin mengadaptasi pengajaran mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi zaman.

Pencabutan batas usia juga membuka pintu peluang yang lebih luas bagi para pendidik senior. Mereka dapat terlibat lebih aktif dalam inovasi pendidikan, mengambil peran kepemimpinan dalam memimpin transformasi sekolah mereka, dan berbagi pengetahuan serta pengalaman mereka dengan guru muda. 

Tentu saja, untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang yang ada, guru-guru senior perlu melakukan pembekalan yang sesuai. Mereka perlu terbuka terhadap perubahan, siap untuk terus belajar, dan bersedia untuk mengambil risiko dalam menerapkan metode pengajaran baru dalam kurikulum dan pedagogi. 

Dengan kesiapan dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang, para guru senior memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Tampak guru muda dan guru senior saling mendukung memajukan dunia pendidikan. (foto Akbar Pitopang)
Tampak guru muda dan guru senior saling mendukung memajukan dunia pendidikan. (foto Akbar Pitopang)

Bukti keberhasilan kolaborasi dengan guru muda 

Kolaborasi antara guru muda dan senior telah membawa dampak signifikan dalam dunia pendidikan saat ini. Para guru muda antusias membawa inovasi dan keahlian dalam penggunaan teknologi, sementara guru senior membawa pengalaman dan kebijaksanaan mereka. 

Kolaborasi ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis melalui pertukaran pengetahuan dan keterampilan secara saling menguntungkan.

Guru muda seringkali menjadi mentor bagi guru senior dalam memahami dan mengadopsi teknologi pendidikan. Mereka memperkenalkan aplikasi pembelajaran (PMM), platform e-learning, pelatihan online, dan webinar yang memungkinkan guru senior untuk terus berkembang dan mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan. 

Guru senior yang awalnya mungkin enggan atau ragu untuk menggunakan teknologi sekarang merasa termotivasi untuk belajar dan menguasainya, berkat bantuan dan arahan dari rekan-rekan sejawat yang lebih muda.

Dalam kolaborasi ini, tidak ada lagi pemisahan antara "guru muda" dan "guru senior". Sebaliknya, mereka saling mendukung dan belajar satu sama lain. 

Guru senior tidak lagi merasa terpinggirkan atau tertinggal jauh dari kemajuan teknologi, karena mereka mengakui nilai tambah yang dibawa oleh kolaborasi dengan rekan-rekan yang lebih muda. 

Kolaborasi antara guru muda dan senior tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga berdampak positif pada kualitas pendidikan. 

Ketika semua guru saling mendukung, berkolaborasi, dan berbagi praktik baik, maka kerjasama antar generasi pendidik dalam dunia pendidikan dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi siswa dan masyarakat.

Karena kebutuhan zaman dan tantangan perkembangan generasi terkini terus berubah. (foto Akbar Pitopang)
Karena kebutuhan zaman dan tantangan perkembangan generasi terkini terus berubah. (foto Akbar Pitopang)

Refleksi untuk guru yang mau terus belajar

Meskipun batas usia untuk mengikuti Program Guru Penggerak telah dicabut, tidak dapat dipungkiri bahwa ada kalangan pendidik yang mungkin masih meragukan manfaat dari program ini. 

Beberapa mungkin merasa bahwa mereka telah mencapai titik karir tertentu dan tidak lagi membutuhkan peningkatan kualifikasi atau tambahan pengembangan profesionalitas. 

Namun, penting untuk diingat bahwa perubahan tidak selalu mudah diterima oleh semua pihak, dan ada beragam alasan dibalik penolakan terhadap program seperti PGP.

Bagi para pendidik yang terus belajar lalu berhasil menyelesaikan tantangan PGP dan kunci kesuksesan mereka mungkin terletak pada sikap mental yang terbuka terhadap perubahan dan kemauan untuk terus meningkatkan diri. 

Selain itu, mungkin juga telah melihat secara langsung manfaat yang diperoleh dari program-program serupa, seperti peningkatan keterampilan mengajar, penguasaan teknologi, atau kemampuan kepemimpinan.

Sementara itu, dukungan dari lingkungan sekolah dan komunitas pendidikan juga dapat memainkan peran penting dalam membantu guru-guru untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang mungkin muncul dalam mengikuti program seperti PGP. 

Ketika guru merasa didukung dan dihargai dalam upaya mereka untuk terus belajar dan berkembang, mereka cenderung lebih termotivasi dan berhasil menyelesaikan program-program tersebut.

Dalam hal ini, penting bagi pemangku kepentingan di bidang pendidikan, baik itu pemerintah, satuan pendidikan, maupun organisasi profesi guru, untuk terus memberikan dukungan yang diperlukan bagi para pendidik untuk mengikuti program-program seperti PGP. 

Hanya dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat memastikan bahwa semua guru memiliki kesempatan untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa dan masa depan pendidikan kita.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun