Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Konsekuensi Guru Membawa Anak ke Sekolah

27 Februari 2024   06:03 Diperbarui: 28 Februari 2024   14:40 2436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum terpenuhinya kriteria-kriteria khusus yang membuat saya lebih memilih untuk membawa anak ke sekolah sebagai solusi sementara. 

Kebetulan saya sebagai seorang guru bidang studi, jadi tidak seharian punuh berada di kelas. Ketika jam mengajar saya sudah selesai, maka saya akan kembali ke ruang majelis guru. Sehingga tentunya para siswa tak akan terganggu dengan kehadiran anak saya di sekolah.

Meski penuh dengan tantangan, prosesnya sejauh ini berjalan dengan lancar dan harmonis.

Anak saya tampaknya senang bisa bermain atau menghabiskan waktu bersama saya di sekolah. Sementara saya dapat menjalankan tugas mengajar tanpa khawatir. 

Bagi saya, peran ganda sebagai guru dan orangtua bisa dijalani dengan indah dan tetap efektif. Yang penting kedua peran ini dapat dijalankan secara seimbang tanpa berat sebelah.

Pahami 5 hal penting bila guru membawa anak ke sekolah

Secara pribadi, saya telah melakukan kajian mendalam untuk memahami alasan di balik keputusan membawa anak ke sekolah. Pertimbangan ini melibatkan beberapa aspek yang penting agar segalanya berjalan dengan baik dan tetap sesuai dengan aturan sekolah.

Membawa anak ke sekolah, terutama dalam situasi di mana guru merasa harus terpaksa melakukannya, memang membutuhkan pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan. 

Meski tidak selalu ada larangan, namun sebagai guru yang bertanggung jawab, penting untuk memastikan bahwa langkah ini diambil dengan bijak dan dipertimbangkan dengan seksama.

Dalam situasi di mana seorang guru terpaksa membawa anak ke sekolah, langkah-langkah yang bijak dan terencana sangat diperlukan agar keseimbangan antara peran sebagai guru dan orang tua dapat terjaga dengan baik. 

Membawa anak saat berkegiatan bersama rekan sejawat. (foto Akbar Pitopang)
Membawa anak saat berkegiatan bersama rekan sejawat. (foto Akbar Pitopang)

Di bawah ini terdapat indikator dalam mengambil keputusan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

1. Memastikan adanya izin dari atasan 

Pertama-tama, penting untuk mengkaji apakah ada izin dari atasan atau Kepala Sekolah terkait dengan keputusan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun