Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Janji Belajar Kelompok di Era Disrupsi, Apakah Semuanya Seindah yang Terlihat?

7 Februari 2024   09:09 Diperbarui: 9 Februari 2024   06:53 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran berbasis kolaborasi antar-siswa masih menjadi aspek penting dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan dunia modern.

Transformasi ini memungkinkan adanya peluang untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. 

Memangnya anak zaman now masih tertarik belajar kelompok?

Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, paradigma pendidikan pun terus mengalami pergeseran. Termasuk media sosial menjadi salah satu alat yang digunakan baik oleh pendidik maupun siswa untuk mendukung proses belajar mengajar. 

Lalu, di tengah gempuran e-learning dan perubahan gaya belajar, muncul pertanyaan menarik, apakah "belajar kelompok" masih relevan bagi murid masa kini?

Masihkah anda melihat siswa masa kini yang sibuk pergi belajar kelompok ke rumah temannya?

Pada masa lalu, kegiatan belajar kelompok memegang peranan penting dalam mendukung tren gaya belajar siswa. Momen berbagi pengetahuan atau ngerjain PR di rumah teman setelah pulang sekolah atau pada waktu-waktu yang disepakati menciptakan atmosfer kebersamaan dan saling mendukung. 

Namun, sejalan dengan kemajuan teknologi khususnya e-learning, apakah belajar kelompok masih memiliki daya tarik?

Yang mana e-learning menawarkan kemudahan akses dan fleksibilitas waktu yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Meskipun demikian, belajar kelompok tetap memegang nilai-nilai positifnya. 

Keterlibatan siswa dalam kelompok belajar dapat mengasah keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan berkolaborasi, dan memperluas pengetahuan melalui konsep tutor sebaya (peer teaching).

Belajar kelompok di era digital juga tercermin dalam pemanfaatan media sosial. Dengan hadirnya grup belajar online atau forum diskusi via chat room, atau hanya untuk membahas kapan belajar kelompok akan dilaksanakan.

Meskipun bukan lagi hanya terbatas pada pertemuan fisik, akan tetapi apakah esensi dari kegiatan belajar kelompok bisa tetap terjaga?

Karenanya, tantangan muncul seiring dengan pergeseran ini. Siswa harus mampu mengelola efektivitas belajar kelompok. Guru juga perlu memberikan panduan yang jelas untuk memastikan tujuan pembelajaran kelompok tetap tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun