Dalam beberapa kesempatan, saya juga menggandeng pihak eksternal, seperti diantaranya utusan dokter muda yang melaksanakan program co-ass di sekolah kami. Untuk memberikan dukungan dan pengetahuan lebih lanjut.Â
Kolaborasi yang baik akan meningkatkan keberhasilan program Bank Sampah dan memperluas dampaknya di luar lingkungan sekolah.
Para siswa dapat dilibatkan dalam diskusi, kegiatan edukasi, dan kampanye untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Lalu, saya melakukan pemantauan secara rutin terhadap perkembangan program dan mengevaluasi untuk melihat dampak nyata yang telah dicapai.Â
Siswa, guru, dan orang tua yang telah berkontribusi secara positif juga menerima apresiasi sehingga dapat terus bersemangat untuk berpartisipasi dan berkembang.
Komitmen dalam Program Bank Sampah Sekolah bukan hanya mengelola sampah fisik, tetapi juga mengelola potensi kesadaran dan karakter yang dibutuhkan generasi anak didik.Â
Dengan membangun kesadaran, kepedulian, dan partisipasi aktif dalam Program Bank Sampah, saya dan rekan guru menjadi bisa menawarkan langkah perubahan yang berdampak jangka panjang membawa Indonesia menuju lingkungan yang berkelanjutan.
Menyulap Stigma menjadi Aksi Nyata Jaga Kelestarian Lingkungan
Banyak individu di sekitar kita yang abai terhadap tanggung jawab pengelolaan sampah pribadi. Hal tersebut bukan tanpa alasan.
Saya sudah menemukan titik masalah yang sebenarnya yakni adanya stigmatisasi. Tantangan besar dalam upaya menciptakan kesadaran peduli terhadap pengelolaan sampah di kalangan masyarakat terletak pada stigma yang melekat.Â