Sebagai seorang guru honorer yang telah menjalani perjalanan panjang selama 12 tahun, itu berarti ada ketidakpastian akan status dari Pemerintah.Â
Pengangkatan sebagai PPPK (guru ASN) masih menjadi bayangan yang menyelubungi harapan. Dan setiap tahunnya, dengan tingkat kesejahteraan yang kontras menimbulkan pertanyaan seberapa jauh mimpi itu dapat diwujudkan.
Dalam menghadapi tantangan ini, ada guru yang memilih untuk tidak berdiam diri. Mereka tanpa mengesampingkan tanggung jawab mengajar, juga memutuskan untuk mengejar studi S2.Â
Keputusan ini bukanlah semata upaya untuk mengejar gelar tambahan, tetapi juga merupakan langkah strategis yang diambil para guru yang masih honorer sambil menunggu takdir pengangkatan PPPK.
Sambil terus memberikan ilmu kepada generasi penerus, guru ini merangkak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.Â
Dengan berbagai rintangan di depannya, dan di tengah keterbatasan kesempatan untuk meraih status kepegawaian dari pemerintah, gelar S2 dapat menjadi jalan alternatif.
Jika takdir berkata lain, dan pengangkatan sebagai guru ASN terus menjadi impian yang tak kunjung terwujud, guru honorer ini tidak putus asa.Â
Dengan gelar Magister di tangan, mereka tetap dapat berkontribusi dalam merancang proses pembelajaran yang terbaik untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di negeri ini.Â
Ini bukan sekadar mencari posisi yang lebih stabil, tetapi juga memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan dari sudut pandang yang lebih mendalam.
Perjalanan seorang guru yang memilih studi S2 merupakan cerminan dari keberanian untuk mengubah paradigma demi kemajuan cara guru berpikir dan mengambil keputusan maupun perubahan ekspektasi pandangan terhadap pendidikan.Â
Meskipun realitas kesejahteraan yang kontras masih menghantui, keputusan untuk terus belajar dan berkembang memberikan harapan.