Dalam sebuah kehidupan yang penuh tantangan, keputusan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tidak jarang menjadi titik balik penting dalam pengembangan karir dan pengembangan diri.Â
Guru di sebuah SD yang dengan tekad memutuskan untuk mengejar gelar Magister. Keputusan ini bukan hanya tentang memperoleh tambahan gelar, tetapi juga menggambarkan dorongan untuk mendalami pengetahuan dan meningkatkan kualitas pengajaran di dunia pendidikan.
Dengan keputusan diri untuk studi S2, guru tersebut membuka pintu menuju pemahaman yang lebih mendalam dalam dunia pendidikan.Â
Melalui proses ini, guru tersebut dapat mengembangkan keterampilan baru dan merespons secara lebih baik terhadap tuntutan perkembangan kurikulum yang berlalu serta kebutuhan siswa.
Gelar Magister juga membawa dampak positif dalam pengakuan profesional. Dengan meningkatnya kualifikasi akademis, seorang guru tidak hanya mendapatkan legitimasi lebih, tetapi juga dapat berkontribusi lebih aktif dalam pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan di lingkungan sekolahnya.Â
Hal ini dapat membuka peluang untuk terlibat dalam proyek-proyek inovatif, memberikan dampak positif pada perkembangan kurikulum operasional sekolah, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Bahkan, bukan tidak mungkin jika di kemudian hari ada tawaran dan jalan untuk menjadi Kepala Sekolah. Karena saya melihat banyak calon Kepala Sekolah yang lanjut S2.
Mungkinkah guru lanjut studi S2?
Guru di Indonesia seringkali terdampar dalam realitas pahit yang menuntut kesabaran ekstra. Apalagi kalau kita melihat kondisi finansial para guru honorer.
Kesejahteraan mereka, terutama dalam hal penghasilan menjadi salah satu sorotan tergelap di dunia pendidikan.Â
Meskipun ada tekad dan harapan untuk guru melanjutkan studi S2, namun jalan untuk mencapainya seringkali sulit dijangkau, bahkan terasa semu karena statusnya yang masih mengambang.