Di kalangan masyarakat, pertanyaan seputar seberapa pentingnya melanjutkan pendidikan ke tingkat Magister (S2) dan Doktor (S3) merupakan topik yang kerap mendapatkan perhatian.Â
Banyak yang bertanya-tanya, apakah investasi waktu dan tenaga untuk meraih gelar akademis tersebut benar-benar sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh, terutama dalam konteks karier dan atau penghasilan.Â
Keputusan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ambisi pribadi, peluang karir, dan maupun ketertarikan pada bidang studi tertentu.
Pentingnya gelar Magister dan Doktor seringkali dihubungkan dengan tingginya jabatan dan prospek karier yang dapat dicapai seseorang. Namun, sejauh mana gelar tersebut berbanding lurus dengan jabatan dan penghasilan masih menjadi perdebatan.Â
Beberapa orang mungkin merasa bahwa beban belajar yang semakin tinggi tidak lagi relevan dengan kebutuhan hidup atau bahwa investasi biaya untuk pendidikan tersebut terlalu besar.Â
Selain itu, ada juga yang menemui kendala ketika tidak menemukan program studi yang sesuai dengan minat atau kebutuhan profesional mereka.
Bagi mereka yang sudah melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3, keuntungan yang mereka peroleh meliputi peningkatan keterampilan, pemahaman mendalam dalam bidang studi tertentu, dan kemungkinan mendapatkan peluang karir yang lebih baik.Â
Relevansi ilmu yang didapat dengan pekerjaan saat ini juga menjadi pertimbangan penting. Gelar Master dan Doktor tidak hanya memberikan legitimasi akademis, tetapi juga membuka pintu untuk kontribusi nyata dalam bidang profesi yang dijalani.
Sebagai contoh nyata yang dapat saya sampaikan disini, bayangkan seorang honorer di sebuah SD Negeri yang memutuskan untuk melanjutkan studi S2.Â
Dengan mengejar gelar Magister, guru tersebut dapat memperdalam pengetahuannya dalam dunia pendidikan dan menerapkan metode pengajaran yang lebih efektif. Hendaknya memang seperti itu ya..