Momen peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia ini bukan sekadar pengingat akan keburukan korupsi, tetapi juga panggilan untuk bersama-sama mengubah situasi yang memprihatinkan ini.Â
Selamatkan Indonesia dari jeratan budaya negatif ini, dan bersama kita wujudkan Indonesia yang adil, maju, dan berdikari.
Peran guru dalam membangun integritas kunci perubahan
Tidak peduli profesi apa yang kita geluti, tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pencegahan tindakan berbau korupsi adalah panggilan untuk kita bersama.Â
Hal ini menjadi semakin penting ketika kita memandang peran guru atau tenaga pendidik di sekolah sebagai kunci perubahan.
Guru memiliki kekuatan untuk membentuk karakter anti korupsi pada diri peserta didik, dan salah satu fondasi terpenting adalah nilai-nilai kejujuran dan integritas.
Sebagai contoh, dalam proses asesmen atau penilaian hasil belajar peserta didik, guru memiliki peran sentral dalam membentuk prinsip kejujuran.Â
Menerapkan kebijakan pengurangan kebiasaan mencontek menjadi langkah sederhana namun signifikan.Â
Melalui ujian/asesmen penilaian yang dijalankan dengan kejujuran, guru tidak hanya menilai pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang kuat.
Mengapa hal ini begitu penting?Â
Kebiasaan mencontek, jika dibiarkan berkembang, dapat menjadi benih korupsi di kemudian hari. Guru harus menjadi pionir dalam membimbing siswa untuk menghindari perilaku negatif ini.Â