Dalam era yang serba instan seperti saat ini, kita seringkali menyaksikan fenomena orangtua dengan cepat melapor atau merasa menjadi korban dengan mengambil jalur hukum atau bahkan mempolisikan guru.Â
Padahal setiap masalah pasti memiliki solusinya. Bila melibatkan kuasa hukum dalam masalah-masalah pendidikan hanya akan mencoreng nama baik guru dan sekolah tanpa memberikan solusi yang konstruktif.Â
Di era digital dan media sosial yang gampang viral menjadikan informasi yang menyebar seringkali hanya secara sepihak atau dari satu sisi yang belum tentu benar.
Seharusnya, orangtua terlebih dahulu memprioritaskan komunikasi secara baik-baik dengan guru dan sekolah dalam menyelesaikan masalah.Â
Membicarakan permasalahan secara terbuka dan dewasa akan jauh lebih bermanfaat daripada asal langsung mempolisikan, yang bisa berdampak negatif pada semua pihak terutama anak didik.
Komunikasi yang terbuka juga memberikan contoh kepada anak bahwa masalah dapat diselesaikan melalui pembicaraan, negosiasi dan atau musyawarah mufakat.
Langkah awal yang sebaiknya dilakukan orangtua adalah mengajukan pertanyaan atau menyampaikan keprihatinan mereka kepada guru atau pihak sekolah.Â
Yakin lah wahai para orangtua bahwa pembicaraan yang dilakukan dengan sikap terbuka dapat membuka ruang untuk solusi yang memuaskan semua pihak.
Kebutuhan ruang kolaborasi orangtua dan guru
Bagi orangtua, terlibat dalam kegiatan sekolah seperti rapat orangtua dan guru serta mengikuti perkembangan anak di sekolah, merupakan langkah konkret untuk mendukung proses pendidikan.Â
Itu bukan hanya tanggung jawab guru untuk memastikan keberhasilan anak di sekolah, tetapi juga tanggung jawab orangtua untuk memberikan dukungan tanpa syarat.