Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Berkelanjutan dan Edukasi Peduli Sampah (Bagian 1)

12 November 2023   10:10 Diperbarui: 18 Desember 2023   01:01 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)

Isu ini juga akan berdampak luas dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Coba kita hubungkan pula dengan Topik Pilihan yang kini sedang diangkat di Kompasiana mengenai optimalisasi ekonomi kelautan.

Bagaimana Indonesia yang semestinya bisa menjadi negara yang mengoptimalkan potensi blue economy atau ekonomi laut secara optimal ini juga perlu dukungan masyarakat pesisir untuk mengelola sampah dan mewujudkan kawasan laut yang lestari.

Bila isu sampah ini mau diperhatikan secara serius maka banyak potensi yang bisa diraih seperti sektor pariwisata, ekonomi budidaya tambak, energi terbarukan, transportasi, logistik, konservasi mangrove, dan masih banyak lagi potensi lainnya yang bisa diraih. Begitu pun dengan tingkat kemiskinan di wilayah pesisir dapat ditekan.

Oleh sebab itu, maka kesadaran ini juga harus ditanamkan sejak dini di lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan. Pendidikan tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah. 

Melalui pembentukan kesadaran ini, harapannya generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang memiliki pemahaman tentang pengelolaan sampah serta dampak lingkungan dari perilaku mereka.

Lingkungan sekolah menjadi tempat strategis untuk membentuk kesadaran dan kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Program-program edukasi dan sosialisasi praktik-praktik ramah lingkungan di sekolah dapat menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat berperan aktif dalam mendukung SDGs.

Dengan membentuk kesadaran dan kepedulian terhadap pengelolaan sampah sejak dini, kita tidak hanya merawat lingkungan untuk generasi sekarang, tetapi juga akan menjadi warisan berharga bagi generasi yang akan datang. 

Para siswa sedang berkegiatan di kawasan Bank Sampah milik sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Para siswa sedang berkegiatan di kawasan Bank Sampah milik sekolah. (foto Akbar Pitopang)

Pendidikan berkualitas di sekolah tidak hanya mencakup pengembangan intelektual, tetapi juga penanaman nilai-nilai kesadaran dan kepedulian lingkungan kepada generasi penerus. 

Sekolah menjadi tempat dimana nilai-nilai ini ditanamkan serta membangun landasan bagi keberlanjutan kehidupan dan lingkungan. 

Salah satu upaya konkret yang dilakukan sekolah dalam membangun kesadaran ini sejak dini adalah melalui implementasi program Bank Sampah.

Meskipun ini merupakan langkah yang sangat bijak dan berdampak, namun dalam pelaksanaan program ini di tingkat pendidikan dasar seperti SD, bukanlah perjalanan yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun