Dalam mengemban semangat Sustainable Development Goals (SDGs), upaya bersama menuju dunia yang lebih baik dan berkelanjutan menjadi semakin penting. Salah satu aksi nyata yang dapat kita lakukan adalah melalui perilaku sehari-hari terkait pengelolaan sumber daya air.Â
Berbagai cara bijak mesti ditempuh dan dibiasakan terkait pengelolaan air baik dari lingkungan rumah, apalagi di lingkungan sekolah yang cocok untuk mengintegrasikan proses pendidikan yang dampak positifnya sangat dibutuhkan dalam keberlanjutan kehidupan.
Untuk lingkungan sekolah, terutama yang telah bergabung dalam program Adiwiyata (sekolah berwawasan lingkungan), maka akan memiliki peran krusial dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air.
Sekolah memfokuskan diri pada lingkungan akan memprioritaskan program-program yang mendukung ketersediaan air bersih dan keberlanjutan penggunaannya.Â
Langkah-langkah konkret biasanya diimplementasikan mulai dari pengumpulan air hujan, penerapan teknologi ramah lingkungan dan sederhana untuk penghematan air, hingga mengedukasi siswa tentang manfaat dan cara pengelolaan sumber daya air.
Pendidikan berperan penting dalam perubahan perilaku generasi yang positif. Untuk itu, sekolah mengintegrasikan melalui kurikulum sekolah yang memberikan pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan air dan bagaimana menjaga memanfaatkannya dengan bijak.Â
Lingkungan sekolah dapat menjadi contoh nyata dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Siswa diajak untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan dan pengelolaan sumber daya air.
Yang paling penting dari adanya program-program tersebut di sekolah tidak hanya mengajarkan kepedulian lingkungan kepada siswa, tetapi juga mendorong kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga air sebagai sumber kehidupan.Â
Dengan demikian, semoga anak didik dapat menjadi agen perubahan mulai saat ini serta juga pembawa perubahan di masa depan mengemban semangat Sustainable Development Goals (SDGs) secara berkesinambungan.
Melihat beberapa aksi nyata pengelolaan air di sekolah
1. Kolam air dan ekosistemnya
Apakah di sebuah sekolah terdapat kolam ikan? Apakah kolam tersebut hanya untuk gaya-gayaan agar sekolah lebih estetik? Jelas bukan karena itu.
Kolam ikan di sekolah memiliki peran yang relevan dalam upaya pengelolaan sumber daya air di lingkungan institusi pendidikan.Â
Kolam itu dapat digunakan sebagai elemen pusat dalam mengelola air yang telah dipergunakan oleh warga sekolah.
Salah satu peran penting dari kolam itu adalah sebagai wadah penampungan air bekas. Air yang telah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, air dari wastafel atau bahkan air hujan, akan dialirkan ke kolam.Â
Di kolam itu lah air dimanfaatkan kembali, baik untuk memelihara ikan maupun untuk keperluan lain.
Dengan adanya kolam juga memberikan kesempatan untuk diintegrasikan dengan program hidroponik yang ada di sekolah.Â
Air dari kolam mengandung nutrisi dari kotoran ikan dan material organik lainnya, menjadi sumber makanan yang baik bagi tanaman hidroponik.Â
Tidak hanya itu, air dari kolam juga dimanfaatkan untuk menyirami berbagai jenis tanaman yang ada di area sekolah.Â
Nah, keberadaan kolam bukan hanya menjadi dekorasi semata di lingkungan sekolah. Lebih dari itu, kolam tersebut berperan aktif dalam mengedukasi, menginspirasi, dan memberikan contoh konkret akan pengelolaan air.
2. Pemanfaatan air bekas
Di setiap sudut sekolah, keran air telah terpasang menjadi fasilitas penting yang digunakan setiap hari untuk keperluan seperti mencuci tangan, bersih-bersih atau beberes, atau keperluan lainnya.Â
Namun, kebanyakan dari kita jarang memikirkan apa yang terjadi dengan air setelah kita menggunakannya.Â
Pengelolaan air yang bijak dan bertanggung jawab terutama di lingkungan sekolah, membutuhkan kesadaran akan pentingnya konservasi termasuk pengelolaan air dari keran-keran tersebut.
Sekolah dapat menyediakan wadah penampungan air yang telah digunakan dari keran-keran. Air dari keran setelah digunakan, seharusnya dianggap sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali.Â
Praktek sederhana seperti menampung air keran yang telah digunakan menjadi langkah simpel namun sangat bermakna dalam pengelolaan air secara berkelanjutan.
Air bekas dapat dipakai ulang atau digunakan kembali di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah untuk menyiram tanaman di sekolah.Â
Dengan memanfaatkan kembali air bekas, sekolah juga telah berupaya mengurangi pemborosan air. Poin pentingnya adalah air yang telah digunakan tetap memiliki manfaat lain.
Selain untuk menyiram tanaman, air dari keran yang telah digunakan juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain di sekolah, seperti membersihkan lantai atau area lain yang membutuhkan penyiraman.Â
Dengan memanfaatkan kembali air tersebut, sekolah dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam pengelolaan sumber daya air.
3. Manfaat ekologis dari bioporiÂ
Ketika banyak halaman sekolah yang sudah diubah menjadi lahan parkir atau dipasangi paving block. Maka ketika hujan turun dengan intensitas tinggi seringkali halaman sekolah menjadi area yang tergenang air sehingga menghambat kegiatan siswa dan aktivitas lain di sekolah.Â
Kendala ini dapat diatasi dengan penerapan biopori sebagai saluran resapan air.
Biopori merupakan lubang-lubang kecil yang dibuat di tanah untuk memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah. Penggunaan biopori di halaman sekolah --baik yang sudah dipasangi paving block maupun yang masih berupa tanah-- memiliki peranan yang sangat penting.Â
Tujuan utamanya adalah untuk menjaga ketersediaan sumber air tanah di kawasan sekolah. Sambil mengurangi genangan air yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari di sekolah.
Ketika air hujan meresap ke dalam tanah melalui biopori, hal ini membantu menjaga keseimbangan air tanah dan mencegah genangan yang bisa menyebabkan becek di halaman sekolah.Â
Dengan penggunaan biopori, sirkulasi air tanah di kawasan sekolah menjadi terjaga dengan baik. Serta meminimalkan potensi banjir akibat genangan air di area sekolah.
Keberadaan biopori juga dapat memberikan manfaat ekologis. Ada yang memanfaatkan lubang biopori untuk menghasilkan pupuk kompos.Â
Dengan demikian, penerapan biopori bukan hanya memecahkan masalah genangan air di halaman sekolah tetapi juga mendukung keseimbangan ekologis.
Dengan adanya biopori, sekolah dapat menunjukkan komitmen dalam menjaga sumber daya air dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi pengembangan akademis, fisik, sosial dan interaksi siswa maupun warga sekolh secara keseluruhan.
4. Penampungan air hujan
Salah satu langkah yang paling umum dilakukan adalah pengumpulan/penampungan air hujan.Â
Sekolah yang berwawasan lingkungan acapkali memiliki sistem pengumpulan air hujan secara sederhana yang diarahkan untuk penggunaan sehari-hari, seperti untuk penyiraman taman, membersihkan area sekolah, dan keperluan lainnya.Â
Dengan memanfaatkan air hujan, sekolah dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air utama yang biasanya bersumber dari sumur bor atau air PDAM.
*****
Praktik konservasi air di kawasan sekolah tidak hanya menjadi langkah praktis atau aksi nyata, tetapi juga membawa pesan penting kepada para siswa tentang pentingnya pengelolaan air dan bagaimana setiap tetes air yang dimiliki dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.Â
Melalui kolaborasi dan atau integrasi antara pendidikan, edukasi pengelolaan air, dan praktik-praktik berwawasan lingkungan, itu memberikan tambahan nilai tanggung jawab yang mengurangi ketergantungan pada sumber air utama dan memperlihatkan pentingnya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan.
Adanya kolam penampungan, tempat menampung air bekas keran, menampung air hujan, pembuatan biopori, menjadi aspek penting dalam menjadikan lingkungan sekolah yang berkelanjutan.
Hal ini memberikan contoh nyata tentang keterkaitan antara berbagai elemen dalam lingkungan sekolah. Dimana air menjadi sumber kehidupan, sekaligus membentuk suatu siklus yang berkelanjutan.
Dengan upaya positif seperti yang dilakukan di atas, pendidikan berkualitas di sekolah bukan hanya tempat belajar dan mengembangkan intelektual. Tetapi juga tempat dimana nilai-nilai kesadaran dan kepedulian lingkungan ditanamkan kepada generasi yang akan meneruskan masa depan bumi dan keberlangsungan kehidupan yang sustainable.
Referensi literasi: 1, 2, 3.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI