Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rasa Syukur Belajar dan Cerita "Fakir Ilmu" dalam Perjalanan 15 Tahun Kompasiana

22 Oktober 2023   20:25 Diperbarui: 30 Oktober 2023   12:49 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eksistensi Kompasiana selama lebih dari satu dekade adalah sebuah perjalanan yang penuh inspirasi, nilai-nilai kehidupan, dan pengalaman berharga. 

Di tengah perayaan ulang tahun Kompasiana yang ke-15 ini, mari kita menceritakan kisah perjalanan kita masing-masing yang mungkin akan semakin menginspirasi banyak orang.

Kita menyadari bahwa Kompasiana bukan sekadar platform menulis, tetapi juga merupakan alat yang tepat untuk menyebarkan inspirasi dan nilai-nilai positif kepada para pembaca yang selalu lapar dan haus akan pengetahuan dan wawasan baru. 

Dalam 15 tahun ini, Kompasiana telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup kita bersama.

Kita belajar tentang kekuatan kata-kata dan tulisan, dan bagaimana pengalaman pribadi dapat membantu orang lain menjadi lebih baik setelah menyimaknya. 

Apa yang kita cari di Kompasiana? 

Pada awalnya, mungkin hanya wadah untuk mengekspresikan diri. Akan tetapi pada akhirnya seiring berjalannya waktu, kita menemukan panggilan jiwa dan pesan moral yang semakin mendalam.

Selama perjalanan 15 tahun Kompasiana, dipenuhi cerita-cerita yang menginspirasi, mengajarkan pelajaran berharga, dan pengalaman bermakna penuh hikmah. 

Kompasiana telah menjadi sumber inspirasi, lalu memotivasi mereka untuk berjuang, tumbuh, dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Ketika saya pertama kali bergabung di Kompasiana pada tahun 2011, kala itu selaku seorang mahasiswa bertekad untuk belajar merangkai kata, belajar berbagi cerita, dan  belajar memberikan inspirasi kepada dunia. 

Kisah dan cerita-cerita kita di Kompasiana adalah bukti bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk membuat secercah perubahan dan perbedaan. 

Kompasiana telah mengajarkan kita semua bahwa menulis adalah semacam alat yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia for a better life, sejak satu kata hingga lengkap menjadi satu artikel secara utuh.

(ilustrasi via Kompas.id)
(ilustrasi via Kompas.id)

Kompasiana, menulis, dan belajar bersama

Para Kompasianer (sebutan bagi blogger/penulis di Kompasiana) punya beberapa hal yang perlu diangkat ke permukaan dari apa-apa yang diperoleh dan dirasakan selama bergabung di Kompasiana. 

Awal bergabung di Kompasiana, semua Kompasianer mungkin bukanlah siapa-siapa. Kita semua hadir untuk belajar, menuliskan apa yang perlu diceritakan kepada dunia, dan memberikan inspirasi untuk sama-sama belajar: let inspired to inspiring. 

Telah terjadi simbiosis mutualisme yang terjadi antara Kompasiana dan penulis. Kompasiana dan penulisnya sama-sama berkontribusi satu sama lain.

Kompasiana menjadi wadah untuk mengaktualisasikan diri. Kita telah membaca dan menyimak artikel yang begitu bermanfaat dan membuka wawasan dari para Kompasianer yang pakar dan ahli di bidang keilmuan tertentu.

Juga, Kompasiana mampu bertahan selama 15 tahun ini karena menerapkan prinsip saling membutuhkan satu sama lain, belajar saling melengkapi antara Kompasiana dan penulisnya.

Jangan menuntut apa yang bisa diberikan Kompasiana kepada kita, tapi apa yang sudah kita berikan pada Kompasiana. Karena Kompasiana sudah memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar sepuasnya.

Bila kita memberikan yang terbaik dan selalu berusaha mentransformasi diri, maka kita akan memperoleh pencapaian yang terbaik pula.

Tidak ada yang sia-sia di Kompasiana ini bila kita niatkan untuk belajar. Bahwa pilihan yang kita buat untuk belajar menulis di platform ini akan sangat mempengaruhi hasil yang akan kita capai. 

Sejalan dengan upaya itu, seorang Kompasianer akan terus fokus belajar pada proses pengembangan tulisannya sehingga layak diberi label berkualitas atau bermutu di mata para pembacanya.

(ilustrasi via kitalulus.com)
(ilustrasi via kitalulus.com)

Bukan sensasi tapi esensi, masih relevan?

Saya bergabung dengan Kompasiana pada 2011, yang kala itu mengusung tagline, "Bukan Sensasi Tapi Esensi". 

Kata-kata yang akhirnya selalu terngiang-ngiang dalam benak dan alam bawah sadar disaat hendak mulai menulis dan bercerita di Kompasiana ini. 

Kita semua belajar bahwa apa yang kita tulis di Kompasiana memiliki esensi tersendiri. Esensi itu tentu memiliki sudut pandang atau perspektif yang luas bagi para pembaca. Namun, satu hal yang pasti bahwa esensi tulisan itu tentang "nilainya".

Bila kita terbiasa untuk menulis dengan menghadirkan esensi, maka pada hakikatnya ada "sensasi" yang bisa kita rasakan. Sensasi yang akan menggambarkan hal-pengalaman yang luar biasa.

Para Kompasianer telah menghadapi tantangan atau bahkan kritik terhadap tulisan yang kita tayangkan di Kompasiana. Akan tetapi, percayalah bahwa ini adalah bagi proses kematangan diri dan kita telah bersama-sama melalui proses ini. 

Kompasianer belajar bahwa menulis di Kompasiana bukan hanya sekedar tumpahan kata dan rasa, melainkan menjadi sebuah sarana untuk memberikan dampak positif pada kehidupan ini.

Tatkala kita mengedepankan esensi, maka Kompasianer akan mendedikasikan kemampuan diri memikul tanggung jawab moral untuk menyajikan konten dalam ruang opini bermakna.

Itulah sebuah esensi menulis yang dapat membuka wawasan dan menghadirkan cerita-cerita yang dapat merubah pandangan hidup para pembaca dan banyak orang, ke arah yang lebih baik dan benar. 

Aamiin...

(Ilustrasi | source: pexels.com)
(Ilustrasi | source: pexels.com)

Melukiskan cerita inspirasi perubahan 

Pengalaman menulis di Kompasiana adalah sebuah perjalanan yang memancarkan semangat, tekad, dan dedikasi dalam mengejar keseimbangan antara produktivitas dan kualitas. 

Perlu kita sadari sepenuhnya bahwa hidup adalah tentang pilihan, life is a choice. Dan menulis di Kompasiana adalah pilihan yang harus diambil dengan penuh keyakinan, bahkan ambisi positif. 

Kompasiana dengan semangat untuk berbagi sumber inspirasi lewat tulisan. Inilah tempat dimana kita ingin belajar, berkembang, dan berbagi inspirasi dengan dunia walau sekecil apapun dampak positifnya.

Saya percaya bahwa sebuah tulisan memiliki potensi untuk menginspirasi. Saya memilih untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kualitas adalah komitmen untuk mencapai hasil yang bermakna.

Kita juga sama-sama belajar bahwa menulis bukan hanya tentang hobi dan passion, melainkan sebuah sumber inspirasi yang menghadirkan perspektif tentang perubahan positif bagi diri dan orang lain. 

Jangan takut untuk mencari keseimbangan aktivitas menulis yang kita dedikasikan di Kompasiana, karena dalam pilihan-pilihan itu kita dapat mencapai hasil yang membanggakan. 

Kompasianer bagai air di lautan, meski diliputi keadaan pasang dan surut, semangat menulis akan tetap selalu ada. Kompasiana telah menjadi layaknya sumber inspirasi yang tak tergantikan.

Mari temukan artikel-artikel di Kompasiana yang akan menjadi sumber inspirasi. Semua hal pasti ada solusinya..

Ilustrasi: 15 Tahun Kompasiana. (Dok. Kompasiana)
Ilustrasi: 15 Tahun Kompasiana. (Dok. Kompasiana)

Konsistensi Kompasiana dalam paradigma pendidikan

Bagi saya, Kompasiana ibarat sebuah universitas terbuka. Dimana begitu banyak ilmu dan wawasan dari para penulis hebat baik pemula maupun yang sudah senior yang semakin memperluas pengetahuan para pembacanya.

Kompasiana telah menjadi referensi ilmu pengetahuan karena membahas tentang berbagai fenomena yang terjadi dalam ruang lingkup kehidupan dengan segala macam problematika.

Yang pasti, dengan adanya kanal Pendidikan di Kompasiana telah membuktikan kepada dunia tentang komitmen Kompasiana untuk ikut berkontribusi memajukan dunia pendidikan bagi generasi dan negeri tercinta ini.

Semangat dan prinsip "long life education" terasa begitu kental dalam dinamika dan keharmonisan para pembelajar (baca Kompasianer) berbagi citra pemikirannya di platform menulis terbesar se-Indonesia Raya ini.

Kompasiana telah bekerjasama dengan Kemdikbud dan instansi/praktisi pendidikan lainnya dalam penyebaran pemahaman paradigma Kurikulum Merdeka misalnya.

Jelang pemilu 2024, berbagai isu penting juga sangat intens dibahas di Kompasiana yang dapat meningkatkan pemahaman tentang pendidikan politik agar dapat menjadi pemilih yang cermat dan bertanggung jawab saat pilih caleg, memahami bacapres bicara gagasan, dan hal krusial lainnya yang perlu kita pelajari bersama.

Konsep tentang pendidikan itu sangat luas. Segala aspek dalam kehidupan kita memerlukan proses pembelajaran dalam semangat belajar sepanjang hayat. 

Dan itulah yang masih konsisten dihadirkan dalam platform menulis yang menjadi kebanggaan ini. Sebuah dedikasi dan apresiasi dari para pembelajar untuk Kompasiana.

Dunia terus berkembang dan segala sesuatu selalu cepat berubah. Mari tetap menjadi "fakir ilmu" yang akan mendorong kita larut dalam sensasi nikmatnya belajar dan menggali berbagai pengetahuan dan wawasan baru di Kompasiana untuk menjadikan kita semakin bijak dan bersahaja.

**

Selamat ulang tahun Kompasiana yang ke-15. Terima kasih kepada admin/pengelola dan seluruh Kompasianer atas cerita inspirasi dan pelajaran berharga yang telah dipersembahkan selama ini. 

Semoga artikel-artikel di Kompasiana dapat terus menginspirasi dan mengilhami kebaikan bagi para pembaca yang budiman, serta bagi orang-orang di seluruh dunia.

......Karena Kompasiana, Every story matters!....

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang untuk Kompasiana ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun