Nah, apa sajakah itu? Mari simak artikel ini selengkapnya.
1. Candaan tak peka kekerasan verbal dan non-verbal
Peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman sangatlah penting, dan tindakan kekerasan oleh siswa bisa saja diawali oleh perlakuan kasar yang mereka alami dari guru.Â
Kekerasan dapat berupa tindakan verbal atau non-verbal yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan emosional siswa.Â
Meskipun kurikulum pendidikan Indonesia sedang mengalami transisi menuju Kurikulum Merdeka, masih ada guru yang membawa pola pengajaran masa lalu yang erat kaitannya dengan tindakan kekerasan.
Saat ini, masih terdapat beberapa guru yang mungkin belum sepenuhnya menguasai keterampilan pengelolaan emosi dan kesehatan mental mereka.Â
Terkadang, guru yang merasa frustrasi atau kesal bisa saja melampiaskannya dalam bentuk tindakan kekerasan terhadap siswa. Mereka mungkin menganggap tindakan semacam itu sebagai hal yang biasa atau dianggap normal dalam pendekatan pengajaran.
Pentingnya melibatkan guru dalam pelatihan dan edukasi tentang manajemen emosi, kemampuan komunikasi yang efektif, serta tentang kiat-kiat mengelola kelas seperti dari Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar.Â
Guru perlu mendapatkan panduan, dukungan dan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan yang memungkinkan guna menangani situasi sulit dengan bijaksana dan tanpa kekerasan.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pihak sekolah dan pemerintah (Kemdikbud) untuk terus memberikan sumber inspirasi dan pelatihan yang memadai kepada guru tentang kekerasan di sekolah.
Serta mengedepankan budaya sekolah yang menghargai dan mendorong komunikasi yang positif, responsif, empati, dan saling pengertian.Â
Hal ini dapat membantu mencegah tindakan kekerasan oleh guru kepada siswa, menciptakan lingkungan belajar yang aman, dan mendukung pertumbuhan karakter siswa yang positif dalam era Kurikulum Merdeka seperti saat ini.
2. Celetukan yang tak sengaja membunuh karakter siswa
Isu yang sangat penting dalam proses pembelajaran, yaitu dampak dari tindakan guru yang mungkin dimaksudkan untuk menghibur atau mencairkan suasana, tetapi malah berujung pada bullying terhadap siswa.Â