Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Jurus Anti Bullying dan Kekerasan oleh Siswa, Sudahkah Guru Ajarkan?

1 Oktober 2023   12:26 Diperbarui: 2 Oktober 2023   00:31 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru meyakinkan siswa bahwa dalam waktu yang lama itu adalah untuk merajut kisah persahabatan yang tak akan terlupakan, bukan kenangan menyakitkan yang akan tersemat dalam alam bawah sadar hingga mereka lulus atau bahwa setelah dewasa nanti.

Satu hal penting lagi bahwa jangan pula siswa ikut-ikutan melakukan bullying atau kekerasan karena ajakan teman yang awalnya menjadi pelaku utama.

Penyeroyokan adalah tindakan yang sangat tidak gentleman. Itu adalah kumpulan para pecundang yang hanya mampu menggonggong ketika mereka bersama kelompoknya. 

2. Jangan relakan diri menjadi korban bullying

Pendidikan juga tentang membentuk karakter siswa menjadi individu yang kuat, mandiri, dan berani. 

Di era saat bullying semakin menjadi ancaman, guru mengambil peran penting dalam membimbing siswa dalam menghadapi situasi-situasi yang dapat mengarah pada perilaku bullying oleh teman sebaya. 

Mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang tahan banting adalah salah satu langkah penting dalam melawan bullying.

Seiring berjalannya waktu, paradigma dalam menghadapi perlakuan tidak menyenangkan oleh teman telah berubah. Dulu, kita mungkin diajarkan untuk menjauhi dan menghindari teman yang mempermainkan kita. Namun, di zaman sekarang, kami mendorong siswa untuk tidak hanya menghindari, tetapi juga untuk menghadapi situasi tersebut dengan bijak. 

Belajar keterampilan berkomunikasi yang efektif dan cara mengekspresikan perasaan adalah langkah awal yang penting dalam proses ini.

Sebagai contoh, saya pernah mengetahui siswa yang menjadi korban aksi body shaming lantaran tubuhnya yang lebih besar dibanding teman-temannya yang lain. padahal dia termasuk siswa berprestasi. lalu kemudian siswa tersebut dibentuk keberaniannya untuk menghadapi teman yang melakuan body shaming dengan mengatakan bahwa dia adalah siswa yang berprestasi dan tak peduli dengan badannya yang lebih berisi. Lama-kelamaan, nyali pelaku menjadi ciut dan tak lagi melancarkan aksi body shaming kepadanya.

Belajar menjadi pribadi yang kuat, adalah kunci agar terhindar dari perlakuan bullying yang hendak dilakukan oleh teman atau orang lain.
Jangan pernah menunjukkan bahwa dirimu lemah di hadapan orang lain. karena jika sampai itu terjadi, maka kita akan semakin diinjak-injak dan pelaku akan semakin semena-mena.

Akan tetapi, para siswa juga harus memahami bahwa tidak semua situasi dapat diatasi sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan mereka kapan harus melaporkan kepada guru atau orang dewasa yang dipercayai. 

3. Tidak diam disaat ada indikasi bullying atau kekerasan di sekitarnya

Melaporkan bullying adalah langkah yang sangat penting untuk mencegah terulangnya perilaku tersebut dan melindungi diri sendiri serta teman-teman lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun