Guru, orangtua, serta tentunya kita semua harus mencari akar masalah dan mencoba membendung dan menanggulangi aspek-aspek yang memicu perilaku tidak humanis ini.Â
Langkah penting yang harus benar-benar harus diwujudkan adalah menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung inklusivitas dan perbedaan di antara siswa dan warga sekolah secara keseluruhan.
Di saat maraknya kekerasan dan bullying yang begitu meresahkan hingga mengerikan, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi agen perubahan untuk mempersiapkan siswa pada kehidupan sosial.Â
Guru akan senantiasa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman, dimana siswa dapat berkembang tanpa tekanan, belajar, tumbuh, dan bersatu dalam nilai-nilai kemanusiaan.
Nah, ada 3 inti dari kampanye anti bullying yang harus ditanamkan secara terus-menerus kepada anak didik supaya mereka paham dan punya landasan untuk bersikap secara sadar.
1. Belajar self control supaya tidak menjadi pelaku kekerasan
Di dunia pendidikan, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing dan teladan bagi siswa-siswanya.Â
Saat ini, guru tidak hanya mengajarkan pelajaran di kelas, tetapi juga mengkampanyekan pesan anti-kekerasan dan memupuk nilai-nilai empati, toleransi, tenggang rasa, serta saling hormat dan menghargai terhadap orang lain.Â
Sebagai seorang guru, saya ingin selalu berperan aktif memastikan bahwa pesan anti-kekerasan mampu mencapai hati dan pikiran siswa.Â
Saya selalu mengingatkan bahwa dampak dari bullying tidak hanya buruk bagi korban, tetapi juga bagi pelaku.Â
Pelaku bisa berurusan dengan berbagai pihak berwenang dan mengalami konsekuensi serius. sedangkan korban bullying sendiri bisa mengalami trauma yang mendalam, baik secara fisik maupun mental.Â
Saya juga berusaha menciptakan suasana belajar yang mempromosikan persaudaraan di antara siswa. Saya mengingatkan bahwa sesama siswa adalah seperti saudara. dan interaksi yang terjalin selama 6 tahun di SD adalah kesempatan emas untuk membentuk kenangan indah yang akan dikenang sepanjang hayat.
Pesan inilah yang menjadi dasar bagi saya dalam membentuk budaya sekolah supaya dapat terhindar dari bullying dan kekerasan oleh siswa.Â