Menurut informasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), siswi yang menjadi korban awalnya merasa sangat malu kepada teman-temannya setelah kasus viral tersebut. Bahkan, ia sempat berpikir untuk berhenti mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) karena merasa terhina dan terintimidasi. [sumber]
Pihak sekolah juga memberikan gambaran yang jelas tentang dampak nyata dari kekerasan verbal tersebut. Meskipun siswi tersebut kembali menjalani PKL, ia telah kehilangan rasa percaya diri yang dulu dimilikinya.Â
Korban lebih memilih ditempatkan di bagian belakang yang tidak berhadapan langsung dengan konsumen. Ini adalah bukti nyata bahwa korban telah mengalami penurunan kepercayaan diri dan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara normal.
Kasus ini juga mengingatkan kita pada fakta bahwa cyberbullying dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius. Korbannya bisa mengalami depresi, mudah marah, gelisah, bahkan mencoba menyakiti diri sendiri, atau dalam kasus yang paling tragis, merasa lebih pantas untuk mengakhiri nyawanya sendiri.Â
Dampaknya juga bisa terlihat dalam kehidupan sekolah, dengan penurunan prestasi akademik, malas ke sekolah atau memilih absen, terlibat konflik emosional di sekolah, kesulitan beradaptasi atau berinteraksi, dan sebagainya.
Artinya bahwa kita harus memahami bahwa kekerasan verbal dan cyberbullying, tidak bisa diabaikan sebagai "fenomena biasa" di dunia maya.Â
Dalam dunia pendidikan, tidak ada alasan yang bisa membenarkan perilaku semacam ini. Kita semua harus terus memperjuangkan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan, serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan bagi para korban untuk pulih kembali melanjutkan kehidupannya.
Sadar etika dan tanggung jawab digital
Kisah ini mencerminkan dampak buruk dari perilaku cyberbullying yang bisa merusak kehidupan seseorang dalam sekejap, meskipun kejadian awalnya hanya merupakan kesalahpahaman biasa.Â
Ini juga mengingatkan kita bahwa tidak ada alasan untuk mengabaikan moralitas, budaya, etika dan kesopanan yang diakui oleh masyarakat, terlepas dari apapun situasinya.Â
Bagaimanapun juga, kita harus mengambil pelajaran berharga dari kasus ini untuk memastikan bahwa dunia maya tetap menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua orang.