Jika kita ingin membayangkan sebuah masa depan di mana para pemuda ini membawa kesadaran untuk mengubah lanskap permukiman menjadi hijau yang subur, maka gerakan hidroponik mesti dikembangkan menjadi media pendidikan yang relevan dengan potensi untuk membentuk masa depan yang lebih go green dan berkelanjutan.Â
Sudah sepantasnya bagi setiap lembaga pendidikan menyadari manfaat luar biasa yang dimiliki oleh hidroponik dan konsisten mengadakan program ini di sekolah dengan sepenuh hati.Â
Bila sekolah dapat melestarikan hidroponik melalui upaya bersama maka sekolah bisa menanam bukan hanya tanaman, tetapi juga generasi penerus yang mampu merawat planet yang disebut sebagai rumah kita bersama, yakni bumi ini.
Memanen manfaat program hidroponik sekolah
Ketika kita merenungkan masa depan pertanian, gambaran yang muncul adalah tentang lahan produktif yang semakin terbatas, terjepit antara perkembangan urbanisasi yang tiada henti dan pembangunan infrastruktur (modernisasi) ataupun fenomena gentrifikasi di pedesaan.Â
Di tengah perdebatan ini, hadirnya hidroponik sebagai solusi revolusioner tak dapat diabaikan, terutama di lingkungan sekolah. Sebenarnya sudah waktunya untuk merasakan manfaat dan keuntungan dari hidroponik ini bagi warga sekolah.
Di kota-kota yang semakin padat penduduknya, lahan untuk dijadikan pertanian sudah menjadi korban dari pertumbuhan penduduk yang tak terbendung. Namun, hidroponik membawa harapan yang memungkinkan para pelajar untuk berinteraksi langsung dengan pola pertanian tanpa harus memiliki lahan yang luas.Â
Hal ini bukan hanya sekadar pembelajaran tentang bercocok tanam, tetapi juga mengajarkan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam menjawab tantangan lingkungan yang terus berkembang.Â
Melalui program hidroponik di sekolah, anak-anak diberi peluang untuk memahami dan mengadopsi teknologi yang berpotensi menjadi solusi bagi kelangkaan lahan pertanian yang akan menjadi mimpi buruk di daerah pedesaan nantinya.
Namun, sering kali hidroponik di sekolah hanya menjadi "tumbal proyek" untuk menghadapi penilaian seperti Program Adiwiyata. Setelah proses penilaian selesai, alat-alat dan instalasi hidroponik sering ditinggalkan dan diabaikan begitu saja.Â
Inilah momentum yang terlewatkan begitu saja. Hidroponik seharusnya tidak menjadi "museum", melainkan investasi jangka panjang dalam mendidik anak-anak dengan wawasan lingkungan yang berkelanjutan.