Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Meningkatkan "Sense of Belonging" Anak dengan Literasi Keuangan Sejak Dini

12 Oktober 2023   06:57 Diperbarui: 20 Oktober 2023   11:34 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi keuangan dikenalkan kepada anak sejak dini memberikan dampak yang luar biasa untuk masa depan finansial anak. (ilustrasi: klasika.kompas.id)

Maka kita perlu mengajak peran orangtua supaya membekali anak-anak dengan konsep yang kokoh tentang uang, serta dalam hal sederhana adalah mengajarkan anak tentang cara menjaga uang jajan yang diberikan.

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk membantu anak-anak memahami nilai sebenarnya dari uang. Bukankah ini momen berharga untuk mengajarkan anak bahwa setiap lembar uang memiliki arti dan potensi meski dalam sekecil apapun jumlahnya.

Tidak hanya soal jumlah nominal, tetapi juga pentingnya menanamkan pemahaman kepada anak bahwa uang merupakan hasil dari kerja keras dan usaha orangtua. Tidak mudah begitu saja mendapatkannya walau hanya 1 rupiah.

Apakah orangtua perlu menyesuaikan jumlah uang jajan dengan perkembangan harga-harga jajanan saat ini? Yup, tentu saja hal ini penting. 

Orangtua dapat berperan menunjukkan bagaimana mengatur uang secara bijak. Dengan melibatkan anak-anak membicarakan tentang anggaran dan kebutuhan. Sehingga anak pun dapat belajar tentang keterbukaan, kompromi dan prioritas. 

Misalnya, jika harga jajanan naik maka orangtua dapat menjelaskan bagaimana mengatasi situasi tersebut tanpa mengorbankan aspek penting lainnya seperti membeli ala-alat tulis dan sebagainya.

Di samping itu, beberapa anak mungkin membawa bekal makanan dari rumah meski tetap diberikan sejumlah uang jajan sebagai pegangan. Jadi, orangtua tetap memiliki peran dalam memberikan pemahaman tentang perbedaan antara membawa bekal dan menggunakan uang jajan. 

Anak-anak perlu mengerti bagaimana mengelola uang jajan dengan bijak jika mereka memutuskan untuk menggunakan uang tersebut.

Pentingnya peran orangtua dalam membimbing anak-anak tentang memahami sebuah uang dan pengelolaannya tidak dapat diabaikan. Ini bukan hanya tentang memberikan uang, tetapi juga tentang membantu anak-anak membangun pola pikir yang sehat terkait uang. 

Orangtua yang hebat pasti akan membantu proses membentuk perspektif anak-anak menjadi cerdas dalam finansial. Juga, demi membentuk generasi yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya mengelola sumber daya mereka secara sadar.

Pada akhirnya, fenomena penemuan uang oleh siswa menjadi proses pengenalan nilai-nilai yang dilakukan guru di sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Pada akhirnya, fenomena penemuan uang oleh siswa menjadi proses pengenalan nilai-nilai yang dilakukan guru di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

Antara nilai uang dan semangat berbagi di sekolah 

Penemuan uang oleh siswa di kawasan sekolah, sebenarnya guru juga dapat mengajarkan pelajaran berharga tentang integritas/kejujuran, tanggung jawab, dan memotivasi saling berbagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun