Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyiapkan Calon Atlet Timnas Sepak Bola Putri Dimulai dari Lapangan Sekolah

17 Agustus 2023   03:30 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:18 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, saatnya kita merenungkan makna "merdeka" dalam berbagai aspek kehidupan kita. Tak dapat dipungkiri bahwa ada pandangan lama yang perlu kita lepaskan, seperti stereotip gender yang melekat pada dunia olahraga terutama sepak bola yang selama ini dianggap sebagai ranah eksklusif bagi para pria. 

Namun, dalam era pendidikan yang semakin berkembang pesat seperti sekarang dapat membuka peluang untuk mengubah cara kita berpikir, memandang, dan memperlakukan sesuatu, termasuk mengenai batasan-batasan gender dalam olahraga.

Salah satunya adalah pandangan bahwa sepak bola adalah olahraga yang hanya cocok bagi pria. Namun, semangat merdeka kali ini mengajarkan kita untuk membebaskan pikiran dari belenggu konsep lama tersebut. 

Pendidikan modern memberikan sarana untuk meraih pencerahan baru, dan merayakan acara 17-an di lingkungan sekolah adalah wadah yang sempurna untuk mengimplementasikan perubahan tersebut.

Sekolah tak hanya mengadakan lomba-lomba yang menarik dan seru, tetapi juga melalui langkah konkret seperti menyelenggarakan turnamen sepak bola atau futsal bagi para putri, kita bisa membuktikan bahwa olahraga tak mengenal batas gender. 

Tampak laga pertandingan sepak bola putri di sekolah sedang berlangsung. (foto Akbar Pitopang)
Tampak laga pertandingan sepak bola putri di sekolah sedang berlangsung. (foto Akbar Pitopang)

Bukti nyata dari sekolah kami yang telah menerapkan hal ini. Dukungan dan partisipasi dari Kepala Sekolah yang juga seorang "emak-emak" menjadi inspirasi bahwa peran dan kemampuan perempuan tak terbatas pada ranah tertentu.

Atmosfer laga pertandingan yang penuh semangat, diwarnai oleh dukungan dari para suporter kelas-kelas yang sangat ramai, menggambarkan bahwa era merdeka (baca: Kurikulum Merdeka) saat ini telah menghadirkan inspirasi baru. 

Antusiasme siswa laki-laki yang tak ada canggungnya mendukung para siswi dalam pertandingan mengirimkan pesan penting bahwa solidaritas dan kolaborasi adalah kunci kesuksesan, dan gender tidak boleh menjadi penghalang. 

Seperti semangat kemerdekaan yang tak pernah usai, semangat ini harus terus berkobar. Dengan memberikan kesempatan yang setara dan mendukung semangat berkompetisi bagi semua gender, kita mewujudkan cita-cita merdeka dalam bentuk yang lebih inklusif dan inspiratif.

Pada akhirnya, langkah yang diambil oleh sekolah adalah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari lingkungan terdekat. Sambil merayakan 17-an dalam semangat inklusivitas ini, kita memberikan hadiah bagi bangsa ini di masa depan. dimana sepak bola dan olahraga lainnya adalah laga yang setara bagi semua, tanpa perlu mendiskriminasikan gender.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun