Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Taman Kota Pekanbaru dalam Paradoks "Wisata Sampah"

2 Agustus 2023   09:32 Diperbarui: 3 Agustus 2023   14:15 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman kota adalah tempat yang menyenangkan untuk berjalan-jalan, berolahraga, atau sekadar menikmati alam di tengah hiruk-pikuk perkotaan.

Namun, di balik pesona taman-taman tersebut, tersembunyi sebuah ironi yang memprihatinkan. saya menyebutnya dengan "wisata sampah". 

Kata "wisata" di sini digunakan sebagai sindiran, menggambarkan betapa masalah sampah yang kerap kali merusak keindahan taman-taman kota di Pekanbaru.

Saat menginjakkan kaki di taman-taman yang luas, mungkin kita akan dihadapkan pada pemandangan yang tidak mengenakkan. Tumpukan sampah berserakan di berbagai sudut taman, mengganggu estetika dan kenyamanan para pengunjung. 

Botol plastik, kemasan makanan, dan berbagai jenis limbah lainnya menumpuk tanpa pengelolaan yang baik. Ironisnya, taman yang seharusnya menjadi tempat untuk melepas penat dan bersantai, malah menjadi saksi bisu dari kecerobohan dalam membuang sampah.

Masalah "wisata sampah" ini tentu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Pekanbaru. 

Perubahan pola pikir dan perilaku perlu segera diadopsi agar taman-taman kota bisa kembali lestari. Dengan melakukan hal sederhana seperti membawa pulang sampah yang dihasilkan, memilah dan mendaur ulang sampah, maka kita dapat menciptakan perubahan positif untuk kota yang lebih bersih.

Sampah seperti ini ditinggalkan begitu saja oleh oknum pengunjung taman kota Pekanbaru. (foto Akbar Pitopang)
Sampah seperti ini ditinggalkan begitu saja oleh oknum pengunjung taman kota Pekanbaru. (foto Akbar Pitopang)

Tindakan persuasif terhadap peran pemerintah atau dinas terkait sangat diperlukan dalam menanggapi masalah "wisata sampah" ini. Perlu dilakukan upaya lebih lanjut dalam meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan berkelanjutan. 

Saya sendiri yang sering mengajak anak-anak bermain di taman kota Pekanbaru ikut prihatin akan kondisi ini. Bagaimana tidak, kondisi ini sangat miris mengingat lokasi taman-taman tersebut berada di tengah kota, yang notabene adalah ibukota provinsi yang terkenal "kaya".

Pentingnya menjaga lingkungan sejak usia dini harus ditekankan, baik di sekolah maupun di keluarga. Anak-anak sebagai generasi penerus perlu diajarkan tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 

Dengan gotong royong dan kesadaran bersama, kita dapat mengembalikan citra taman kota Pekanbaru sebagai tempat yang bersih, indah, dan nyaman untuk dinikmati oleh semua warganya. 

Serta menjadi kota layak anak dengan kemampuan mentransformasi kota yang lebih berwawasan lingkungan. 

Sampah-sampah malah dibuang di pot tanaman yang ada di taman kota Pekanbaru. (foto Akbar Pitopang)
Sampah-sampah malah dibuang di pot tanaman yang ada di taman kota Pekanbaru. (foto Akbar Pitopang)

Minimnya kesadaran warga Pekanbaru untuk peduli sampah

Pekanbaru, kota majemuk dengan penduduk dari berbagai latar belakang telah menjadi pusat perdagangan dan jasa yang menarik banyak orang untuk mencari sumber penghasilan. 

Sebagai kota yang dinamis dan sibuk, rutinitas harian dalam mencari pundi-pundi rupiah kadang-kadang dapat menimbulkan kepenatan bagi banyak orang. 

Untungnya, hadirnya taman-taman kota menjadi nafas segar bagi warga Pekanbaru sebagai sarana publik untuk menghilangkan kepenatan dan melupakan sejenak hiruk-pikuk permasalahan dan tantangan hidup di kota.

Akan tetapi, sayangnya keberadaan sampah yang berserakan menjadi catatan buruk di tengah indahnya taman-taman tersebut. 

Meskipun telah disediakan tong sampah di berbagai sudut, kesadaran masyarakat Pekanbaru untuk peduli terhadap sampah atau setidaknya bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan masih tergolong minim.

Tumpukan sampah yang sudah overload dibanding ukuran tempat sampah yang disedikan di taman. (foto Akbar Pitopang)
Tumpukan sampah yang sudah overload dibanding ukuran tempat sampah yang disedikan di taman. (foto Akbar Pitopang)

Fenomena ini mencerminkan tantangan dalam menciptakan kota layak anak dengan kebersihan yang berkelanjutan. Kepedulian akan lingkungan dan upaya untuk mengurangi dampak negatif sampah belum sepenuhnya menjadi bagian dari kesadaran masyarakat. 

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah perlu melakukan upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan taman kota. 

Program edukasi dan kampanye sosial harus ditingkatkan agar warga Pekanbaru memahami dampak negatif dari perilaku sembarangan dalam membuang sampah. 

Maka partisipasi aktif dari komunitas pemerhati lingkungan dan lembaga sosial lainnya juga penting dalam menciptakan kesadaran kolektif.

Jangan jadikan tempat sampah seperti ini hanya sebagai pemanis taman. Perbanyak jumlahnya untuk meningkatkan fungsinya. (foto Akbar Pitopang)
Jangan jadikan tempat sampah seperti ini hanya sebagai pemanis taman. Perbanyak jumlahnya untuk meningkatkan fungsinya. (foto Akbar Pitopang)

Selain itu, pemerintah perlu mengevaluasi infrastruktur pengelolaan sampah di taman kota. Jumlah dan posisi tong sampah harus diperhatikan agar mudah diakses oleh pengunjung, sehingga meminimalkan kesempatan untuk membuang sampah sembarangan. 

Pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan harus menjadi prioritas, sehingga taman-taman kota dapat tetap indah dan nyaman untuk dinikmati oleh semua warga.

Dengan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap sampah, taman-taman kota bisa kembali menjadi oasis yang nyaman dan menenangkan di tengah keramaian perkotaan. 

Petugas kebersihan taman kota Pekanbaru yang sedang berjibaku membersihkan lingkungan dari sampah. (foto Akbar Pitopang)
Petugas kebersihan taman kota Pekanbaru yang sedang berjibaku membersihkan lingkungan dari sampah. (foto Akbar Pitopang)

Pembuang sampah sembarangan VS petugas kebersihan

Taman-taman kota di Pekanbaru menjadi tempat favorit bagi berbagai kalangan masyarakat, dari pasangan muda yang pacaran, anak-anak sekolah, hingga anggota masyarakat lainnya yang ingin menikmati keindahan alam di tengah kota. 

Di sekitar taman banyak penjual makanan dan jajanan. Banyak juga pengunjung yang membawa makanan dari luar atau dari rumah. Semua ini menyebabkan banyak sampah yang dihasilkan dan dibuang di kawasan taman.

Meskipun tempat sampah telah disediakan dengan cukup memadai dan mudah dijangkau, kenyataannya masih banyak orang yang tidak peduli dan memilih untuk meninggalkan sampah di dekat lokasi mereka berada. 

Akibatnya, sampah menumpuk dan ada yang berserakan. jelas sangat mengganggu kenyamanan dan kebersihan taman kota. 

Kendati petugas kebersihan seringkali berjaga di lokasi untuk membersihkan taman dari sampah yang berserakan, sepertinya jumlah dan tenaga mereka tidak sebanding dengan besarnya volume sampah yang terus terjadi di taman tersebut setiap harinya.

Sebagai pengunjung, kita memiliki kewajiban untuk membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 

Selain peran masyarakat, pemerintah daerah juga perlu mengambil tindakan lebih lanjut dalam menghadapi masalah sampah di taman kota. 

Upaya peningkatan pengelolaan sampah melalui penambahan jumlah petugas kebersihan dan memposisikan tempat sampah yang lebih strategis untuk mengatasi volume sampah yang terus meningkat. 

Tanggung jawab lingkungan dari pedagang sungguh sangat berarti. (foto Akbar Pitopang)
Tanggung jawab lingkungan dari pedagang sungguh sangat berarti. (foto Akbar Pitopang)

Perlu kepedulian penjual terhadap sampah dagangannya

Sampah yang berserakan di sekitar taman kota, khususnya yang berasal dari sisa bungkus makanan dari penjual makanan di sekitar taman telah menjadi permasalahan yang perlu kita bahas. 

Dalam hal ini, saya berpendapat bahwa para penjual makanan seharusnya juga ikut bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan kawasan taman dengan membantu membersihkan sampah yang dihasilkan dari dagangannya.

Para penjual makanan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang berserakan di taman kota. Seiring dengan menjamurnya penjual makanan di sekitar taman, jumlah sampah dari kemasan makanan seperti plastik, kertas, atau styrofoam, juga semakin meningkat. 

Ketika para penjual tersebut ikut serta dalam membersihkan kawasan taman dengan memungut atau mengumpulkan sampah dari dagangan mereka, ini dapat secara signifikan mengurangi beban sampah yang harus ditangani oleh petugas kebersihan.

Sampah bungkus makanan dibuang begitu saja. (foto Akbar Pitopang) 
Sampah bungkus makanan dibuang begitu saja. (foto Akbar Pitopang) 

Kenyataannya, upaya para pedagang makanan dalam membantu membersihkan kawasan taman masih tergolong jarang dan minim dilakukan. 

Mungkin para pedagang tidak menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kebersihan taman, disamping mungkin juga karena keterbatasan waktu dan kesempatan.

Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan para pedagang makanan sangatlah penting. Pemerintah daerah dapat menyelenggarakan program sosialisasi dan pelatihan kepada para pedagang tentang pentingnya peran mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan, termasuk taman kota. 

Partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk para penjual makanan, masyarakat, dan pemerintah, adalah kunci dalam mengatasi masalah sampah di taman kota. 

Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan taman-taman kota yang layak dan ramah lingkungan bagi seluruh pengunjung dan warga Pekanbaru.

***

Mengajarkan kepada anak untuk tidak ikut-ikutan membuang sampah sembarangan. (foto Akbar Pitopang)
Mengajarkan kepada anak untuk tidak ikut-ikutan membuang sampah sembarangan. (foto Akbar Pitopang)

Program edukasi lingkungan di sekolah-sekolah juga harus ditingkatkan, sehingga kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan bisa ditanamkan sejak usia dini. 

Sementara itu, penegakan peraturan terkait pembuangan sampah ilegal perlu ditingkatkan agar pelaku yang sembarangan membuang sampah bisa mendapat sanksi yang tegas.

Diharapkan, kebersihan dan keindahan taman-taman kota dapat kembali menjadi daya tarik utama bagi warga dan wisatawan yang ingin menikmati alam di tengah perkotaan. 

Bahwa taman kota bukanlah tempat untuk merusak pandangan mata dan menghirup aroma tak sedap dari sampah, tetapi merupakan kawasan terbuka yang seharusnya selalu terjaga keindahannya untuk dinikmati bersama oleh semua orang.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.

== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun