Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

MPLS dan Mencermati "Culture Shock" di Lingkungan Sekolah Baru

20 Juli 2023   11:50 Diperbarui: 22 Juli 2023   03:18 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah mengadakan kegiatan yang melibatkan murid pindahan agar terjalin kebersamaan dan keakraban. (Foto Akbar Pitopang)

Keterlibatan orangtua juga merupakan kunci dalam membangun ikatan yang kuat antara sekolah yang baru dan murid pindahan. Kami mendorong orangtua untuk berpartisipasi menghadirkan perasaan tenang dan nyaman bagi murid pindahan. 

Kehadiran orangtua adalah tempat bercerita yang paling nyaman bagi murid pindahan untuk mengutarakan apapun yang mereka rasakan di lingkungan yang baru.

Oleh sebab itu, hendaknya orangtua dapat hadir seutuhnya memberikan support atau dukungan agar anak dapat dengan dengan mudah dan cepat melewati proses adaptasi, terbiasa dengan hal-hal yang baru.

Komunikasi yang terbuka dan saling mendukung antara guru, staf, dan orangtua dapat menciptakan lingkungan yang positif bagi murid pindahan.

Sebagai seorang guru, menghadapi momen seperti ini memberikan pengalaman yang mendalam dan memotivasi guru untuk terus menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi setiap siswa, termasuk para murid pindahan. 

Peserta didik dapat meraih potensi terbaik dalam diri mereka, dan cahaya keberanian dalam diri mereka akan bersinar terang dalam lingkungan sekolah yang penuh kehangatan dan kebersamaan.

Agar murid baru atau pindahan tidak terkena "culture shock"

Tahun Ajaran Baru atau awal semester merupakan momen penuh harapan bagi sekolah dan murid baru yang bergabung. Namun, dibalik antusiasme tersebut, ada hal yang perlu dicermati agar proses adaptasi berjalan lancar tanpa hambatan, yaitu potensi dan pengaruh culture shock pada murid baru maupun murid pindahan. 

Culture shock, perasaan tidak nyaman dan cemas yang timbul ketika seseorang berhadapan dengan lingkungan atau budaya yang baru atau berbeda. Gegar budaya ini membuat seseorang merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru tersebut. [sumber]

Nah, fenomena semacam itu bisa terjadi di kalangan peserta didik baru atau pindahan dan menjadi penghalang dalam menciptakan kondusifitas dalam proses belajar mengajar.

Pentingnya kolaborasi antara guru, sekolah, dan orangtua dalam menghadapi culture shock tidak bisa diabaikan. 

Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dan pendamping emosional menjadi kunci dalam membantu murid baru dan pindahan beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun