Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mimpi Buruk Fenomena LGBT di Lingkungan Pendidikan

22 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 22 Juni 2023   06:29 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menghadapi fenomena LGBT di lingkungan pendidikan, kita semua perlu berkolaborasi dan memberikan dukungan kepada instansi pendidikan untuk menghentikan penyebaran perilaku ini di kalangan anak didik. 

Meskipun pada awalnya siswa yang menunjukkan kecenderungan atau terindikasi LGBT masih menunjukkan sikap yang tampak normal, namun jika tidak ditangani secara bijak dan tegas, saya yakin suatu saat mereka akan terdorong lebih kuat untuk terlibat dalam perilaku LGBT, umumnya masih secara sembunyi-sembunyi.

Perkembangan teknologi, internet, dan media sosial juga menjadi faktor yang mempercepat penyebaran kampanye LGBT, yang dengan mudah dapat mempengaruhi generasi muda. 

Begitu pula dengan pola pergaulan anak-anak jaman sekarang yang semakin kompleks juga menjadi perhatian yang serius.

Oleh karena itu, perlu adanya tindakan tegas dan bijak dalam menangani masalah ini di lingkungan pendidikan. Instansi pendidikan harus memiliki kebijakan yang jelas dan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pendidik, orang tua, dan masyarakat secara luas. 

Sangat penting juga untuk memberikan pemahaman yang benar kepada siswa mengenai nilai-nilai moral, agama, dan kesehatan yang menjadi landasan dalam melihat perilaku LGBT secara obyektif bagi siswa.

Dalam menghadapi tantangan ini, kita harus tetap menyadari bahwa upaya pencegahan dan penanganan masalah LGBT di lingkungan pendidikan bukanlah untuk mendiskriminasi atau merendahkan individu yang terlibat. Tujuannya adalah melindungi dan membimbing siswa agar tetap berada pada jalan yang baik dan membangun masa depan yang positif.

Dalam upaya pencegahan terhadap generasi yang terpapar isu LGBT, tampaknya tameng yang paling kuat datang dari aspek parenting dan kontrol yang dilakukan oleh orang tua dan keluarga di rumah. 

Orang tua memegang peran penting dalam membekali anak-anak dengan pemahaman ajaran agama yang kuat, serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang memadai. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak jatuh ke dalam lembah kehinaan LGBT yang mungkin timbul karena kurangnya perhatian dan kepedulian dari orang tua.

Faktor didikan yang diberikan oleh orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk karakter dan nilai-nilai pada anak. Melalui pendekatan yang penuh kasih, keteladanan, dan sikap menginspirasi yang diupayakan orang tua dapat menjadi sumber kebenaran yang hakiki bagi anak-anak. 

Orangtua dapat mengajarkan nilai-nilai agama sebagai dasar, memperkenalkan anak-anak pada pemahaman yang benar tentang cinta dan hubungan yang sehat dan wajar, serta memberikan pemahaman yang jelas tentang norma dan nilai-nilai moral yang diyakini oleh keluarga dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun