Misalnya, pada bidang studi Pendidikan Agama Islam, materi ini dapat didukung oleh dalil-dalil agama yang relevan.Â
Bahkan pada pelajaran lain seperti IPA, biologi, PJOK, atau bidang studi yang relevan, diperlukan penekanan tentang larangan terhadap perilaku LGBT.Â
Mengingat fenomena LGBT bukanlah hal yang tabu lagi dengan mempertimbangkan kasus-kasus dan bukti eksistensinya di sekitar kita saat ini.
Yang dilarang adalah perbuatan LGBT, maka individu yang terindikasi mesti dicerahkan dengan langkah edukasi yang relevan. Dalam pendekatan ini, penting untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada oknum pelaku, agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar.Â
Dengan demikian, pendidikan dapat berperan dalam membangun kesadaran dan pemahaman yang tepat mengenai norma-norma yang berlaku dalam melawan berkembangnya perilaku LGBT di lingkungan pendidikan.
Pendekatan ini memberikan kesempatan untuk membahas isu LGBT secara terbuka dan menyeluruh, sehingga siswa dapat memahami konsekuensi dan implikasi yang timbul dari perilaku tersebut.Â
Tujuannya bukanlah untuk menciptakan ketakutan atau stigmatisasi, melainkan untuk membentuk pemahaman yang berdasarkan nilai-nilai moral, agama, dan kesehatan.
Dalam melaksanakan langkah-langkah ini, penting untuk melibatkan semua pihak yang terkait, termasuk pendidik, orang tua, dan masyarakat secara luas.Â
Kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan akan memberikan dampak yang lebih signifikan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai mulia.
Melalui upaya-upaya preventif yang dihadirkan dalam bidang pendidikan dapat menjadi kekuatan yang menginspirasi dan memberikan arahan yang tepat dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Bagaimana pengawasan dari orangtua, keluarga dan masyarakat mengenai LGBT