Seolah-olah, kenangan yang belum tentu akan terulang untuk kedua kalinya dilupakan begitu saja. Hal ini mengundang pertanyaan, mengapa begitu banyak alumni yang tampak 'sok jaim' atau terlihat sombong saat berjumpa dengan guru-gurunya yang lama padahal saat berada di kawasan sekolah.
Bahkan saya mendapati ada alumni yang bersikap 'dingin' atau 'kaku' karena sudah enggan menyapa gurunya saat berjumpa di kawasan sekolah. padahal alumni tersebut kebetulan punya adik yang masih belajar di sekolah yang sama.Â
Memang hal tersebut sangat disayangkan sekali mengapa kerap terjadi di kalangan alumni. Kemungkinan alasannya karena perubahan dalam lingkungan pergaulan setelah lulus. Siswa-siswa tersebut telah berada dalam lingkungan yang baru dan bertemu dengan personal baru dengan karakteristik yang beragam.Â
Kehidupan yang terus berkembang dan bergerak maju, mungkin membuat para alumni ini terlalu sibuk dengan rutinitas tersebut sehingga mereka melupakan momen-momen berharga di masa lalu.
Faktor teknologi dan media sosial mungkin juga dapat mempengaruhi kerenggangan hubungan. Bahwa pola komunikasi dan interaksi menjadi lebih sering dilakukan melalui pesan teks, panggilan video, atau jejaring sosial. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan keintiman dan kehangatan dalam hubungan personal sehingga menjadi canggung terhadap interaksi langsung secara face to face.
Guru-guru yang telah berperan dalam mendidik, membimbing dan menginspirasi siswa juga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian dan kesuksesan anak didik untuk masa depan. Meskipun telah meninggalkan sekolah, menyapa guru-guru saat berjumpa di kawasan sekolah atau saat bertemu di tempat lain merupakan sikap yang terpuji dan sangat bermakna.Â
Seturut dengan hal itu, bagi alumni yang memiliki adik di sekolah yang sama, maka ia dapat menjadi contoh yang baik tentang sikap hormat dan penghargaan jasa guru. Tunjukkanlah kepada sang adik perihal sikap kepedulian, keramahan, dan sikap yang terbuka kepada guru-guru.Â
Sejatinya, tidak ada namanya 'mantan guru' dan 'mantan siswa'. Layaknya hubungan cinta dan kasih sayang orangtua kandung kepada anak, begitu pula lah rasa kasih sayang dan kepedulian dari guru kepada anak didiknya.
Momen berharga dengan sejuta kenangan dan kisah di sekolah tidak boleh dilupakan begitu saja. Biarkan momen-momen itu tetap bertumbuh dan berkembang, tetap hidup dalam ingatan dan hati seluruh manusia yang pernah menjalin interaksi di sekolah.Â
Hargailah momen pembelajaran itu, jadilah siswa-siswa yang menghargai jasa dan pengorbanan guru dan orangtua.
Semoga setiap langkah yang ananda ambil selanjutnya penuh dengan keberhasilan, kebahagiaan, dan kebanggan dalam mengejar impian dan cita-cita.Â