Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ada "Surga yang Dirindukan" di Kampung Halaman

25 April 2023   02:25 Diperbarui: 25 April 2023   02:50 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntunglah bila seorang anak bisa pulang kampung di momen lebaran untuk melihat kondisi orang tuanya —yang lebih merindukan momen pertemuan dengan sang anak.

Sudah banyak kisah memilukan dari pengalaman tetangga yang juga merantau namun sulit sekali untuk bisa menyempatkan pulang kampung. 

Padahal kondisi orang tua sudah semakin menurun karena faktor usia. Bahkan tak sedikit yang akhirnya baru bisa pulang ketika mayat orang tuanya sudah terbujur kaku berpulang ke rahmatullah.

Bahwa kesempatan waktu berjumpa dengan orang tua adalah sangat berharga dan mestinya dapat diprioritaskan oleh mereka yang merantau.

Jangan menyesal karena menunda-nunda keinginannya untuk pulang kampung dan harus menerima kenyataan yang sangat menyakitkan, yakni perpisahan untuk selamanya.

                                                      *****
                           Salam berbagi dan menginspirasi.
                                      == Akbar Pitopang ==
[Samber 2023 Hari 25: Yang Dirindukan dari Kampung Halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun