Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Bila Dilarang Thrifting, Temukan 4 Alternatif Inspirasi Baju Lebaran

18 April 2023   03:34 Diperbarui: 21 April 2023   17:13 3457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko thrifting wanita di Kota Cimahi, Jawa Barat.(Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Puji Panuntun)  

Baju lebaran adalah baju atau pakaian yang secara khusus disiapkan oleh umat Muslim di Indonesia dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri atau hari lebaran.

Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa tradisi memakai baju lebaran sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dulu. 

Selain sebagai simbol kebersamaan, memakai baju lebaran juga menjadi wujud syukur telah sampai di hari kemenangan atas pengorbanan ketaatan di bulan Ramadhan.

Baju lebaran sendiri memiliki berbagai macam model dan desain yang bervariasi. Baju lebaran juga memiliki berbagai macam motif dan warna. Baik untuk kaum perempuan maupun laki-laki, serta dari anak-anak hingga orang dewasa.

Nah, dalam perkembangannya baju lebaran juga menjadi salah satu potensi pasar yang cukup besar bagi industri fashion. Oleh karenanya kita melihat seringkali muncul tren baju lebaran baru setiap tahunnya yang semakin menarik perhatian masyarakat.

Namun tanpa disadari, pemakaian baju lebaran juga sering menunjukkan status sosial dan ekonomi si pemakai. 

Sedangkan di sisi lain, juga ada masyarakat yang lebih memilih baju lebaran dengan harga yang terjangkau atau bahkan tetap memakai baju lama yang masih pantas dan layak pakai sebagai bentuk rasa syukur untuk hati yang besar.

Juga, tak sedikit yang menjadikan mode thrifting sebagai alternatif inspirasi untuk baju lebaran.

Karena sejatinya yang perlu diperhatikan adalah esensi dari baju lebaran yang terletak pada makna dan nilai yang terkandung di dalamnya yang harus dijunjung tinggi. 

Eksistensi thrifting di kala menjadi inspirasi baju lebaran

Thrifting sempat menjadi salah satu inspirasi bagi masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan baju lebaran. Sebenarnya banyak juga orang mampu yang tetap belanja thrifting karena memang worth it sekali.

Dengan membeli pakaian thrifting dengan harga yang terjangkau, mereka dapat memiliki baju lebaran yang layak dipakai namun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.

Meskipun tergolong murah dan sering dianggap sebagai opsi terakhir, namun banyak masyarakat yang merasa bangga dan puas dengan hasil belanja di thrift store. 

Bagi sebagian masyarakat, memakai baju lebaran bukanlah sekadar untuk pamer atau flexing, melainkan sebagai wujud menghormati adanya Hari Raya atau Lebaran sebagai bentuk rasa syukur dengan mengenakan pakaian yang layak dan pantas.

Meskipun dengan harga yang terjangkau, mereka tetap berusaha mencari baju lebaran yang sesuai dengan selera dan kebutuhan, agar bisa tampil bersahaja dan merasa bangga saat merayakan Hari Raya. 

Diantara masyarakat yang memilih thrifting tidak hanya untuk menghemat pengeluaran, namun juga bisa menjadi cara untuk mengurangi sampah tekstil dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Namun belakangan ini, bisnis thrifting sedang mendapat kecaman atau larangan dari pemerintah karena dianggap dapat merugikan bisnis UMKM bidang industri fashion lokal dalam negeri. 

Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah yang mengutamakan pengembangan industri lokal dan meningkatkan ekonomi domestik.

Sebagai alternatif inspirasi membeli baju lebaran selain thrifting, pemerintah mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk lokal yang dihasilkan oleh UMKM dalam negeri. 

Yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Toko thrifting wanita di Kota Cimahi, Jawa Barat.(Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Puji Panuntun)  
Toko thrifting wanita di Kota Cimahi, Jawa Barat.(Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Puji Panuntun)  

Thrifting dilarang dan solusi untuk mencari inspirasi baju lebaran

Kita saat ini memang sangat dianjurkan untuk membeli baju lebaran dari produk fashion dari UMKM. Meskipun harganya mungkin tergolong lebih mahal dan tidak semua kalangan mampu menjangkaunya.

Walau thrifting dilarang, bukan berarti membeli baju lebaran dengan harga yang terjangkau harus dihindari sama sekali. 

Hal yang penting adalah membeli atau menyiapkan baju lebaran dengan bijak, dengan mempertimbangkan baik aspek ekonomi maupun aspek lingkungan.

Sebagai warga negara dan seorang muslim yang baik, kita juga harus memahami bahwa setiap keputusan yang kita ambil memiliki dampak yang positif.

Jika memang masyarakat tidak bisa lagi bersentuhan dengan bisnis thrifting sebagai inspirasi baju lebaran, maka kita perlu mencari alternatif lain yang dapat mendukung UMKM dan tetap memenuhi kebutuhan baju lebaran.

Pertama, mencoba berbelanja baju lebaran di UMKM.

Kita bisa mencari baju lebaran di toko-toko atau pasar tradisional yang menjual produk buatan UMKM. 

Dengan membeli baju lebaran disana, kita turut membantu keberlangsungan perekonomian UMKM dan memastikan bahwa produk yang kita beli memiliki kualitas yang baik.

Apalagi saat ini pemerintah dan swasta banyak yang sudah mencairkan dana THR. Sehingga kita bisa memilih untuk membeli baju lebaran produk UMKM untuk ikut berkontribusi memutar roda perekonomian.

Kedua, mencari diskon dan berburu promo.

Sebelum membeli baju lebaran, langkah bijak dan cerdas yang bisa ditempuh adalah mencari diskon atau promo di toko-toko yang menjual baju untuk lebaran. 

Dengan begitu, diharapkan kita bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau tanpa merugikan UMKM dalam negeri.

Kita tinggal mengikuti akun media sosialnya agar bisa segera mengetahui adanya informasi promo atau diskon harga.

Hal ini bisa pula menjadi bagian dari langkah financial planning yang perlu diterapkan selama menjalani bulan Ramadhan hingga merayakan lebaran.

Ketiga, menyiapkan untuk baju lebaran sesuai selera dengan menjahitnya sendiri.

Kita bisa membeli bahan yang diinginkan dan menjahit sendiri baju lebaran jika memiliki kemampuan menjahit, atau bisa juga dengan cara diupahkan ke tukang jahit langganan.

Selain dapat menyesuaikan model dan warna yang diinginkan untuk baju lebaran, ini juga dapat membantu menghemat biaya.

Cara yang satu ini cukup masuk akal bila sebuah keluarga dengan personil yang ramai namun menginginkan baju lebaran yang seragam.

Kita juga bisa bekerjasama dengan pihak UMKM untuk menyediakan seragam baju lebaran tersebut dengan terlebih dahulu melakukan negosiasi dan kesepakatan harga.

Keempat, berbagi baju lebaran yang pantas dan layak.

Jika memang melakukan thrifting tidak memungkin lagi, sedangkan saudara/kerabat bahkan teman kita tidak mampu mendapatkan baju lebaran dari UMKM, maka kita bisa berbagi baju lebaran yang masih layak dipakai kepada mereka. 

Saya sendiri pernah mengalami hal ini ketika dulu dikasih pakaian milik sepupu yang masih sangat layak dan pantas dipakai di Hari Raya. Bahkan baju tersebut saya kenakan bertahun-tahun lama hingga pula dibawa untuk kuliah di Jogja.

Hal tersebut juga dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan dengan orang terdekat dan saling berbagi kebahagiaan menyongsong lebaran.

*****

Inspirasi baju lebaran memiliki esensi yang lebih dalam daripada sekadar menjadi trend fashion. 

Memakai baju lebaran adalah sebagai wujud menghormati adanya Hari Raya atau lebaran sebagai bentuk rasa syukur dengan mengenakan pakaian yang layak dan pantas.

Tatkala bisnis thrifting yang selama ini menjadi inspirasi masyarakat untuk mewujudkan baju lebaran dengan harga terjangkau, saat ini sedang mendapat larangan dari pemerintah karena dianggap dapat merugikan bisnis UMKM. 

Sebagai alternatif, kita masih bisa memperoleh inspirasi baju lebaran melalui 4 cara yang telah disebutkan di atas yang diantaranya tetap mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk fashion lokal dalam negeri.

Hal yang penting adalah membeli baju lebaran dengan bijak, dengan mempertimbangkan baik aspek ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan., seperti mencari produk-produk lokal dengan harga terjangkau atau membeli bahan kain untuk membuat baju lebaran sendiri. Hal ini dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan mencari alternatif lain dan tetap mematuhi nilai-nilai kearifan lokal, maka kita masih dapat menemukan inspirasi dan menikmati momen lebaran dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.

Karena sebenarnya yang perlu didahulukan dalam inspirasi baju lebaran ini adalah kita bijak dalam membeli baju lebaran dengan harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan finansial.

Supaya tidak ada lagi dorongan untuk flexing di momen lebaran agar kita tidak sia-sia melakukan kontrol diri yang telah dilakukan selama berpuasa dan menjalani bulan suci Ramadhan.

Selamat berlebaran...

Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang | 27 Ramadhan 1444 H.
[SAMBER 2023 Hari ke-18: Inspirasi Baju Lebaran]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun