Dengan membeli pakaian thrifting dengan harga yang terjangkau, mereka dapat memiliki baju lebaran yang layak dipakai namun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Meskipun tergolong murah dan sering dianggap sebagai opsi terakhir, namun banyak masyarakat yang merasa bangga dan puas dengan hasil belanja di thrift store.Â
Bagi sebagian masyarakat, memakai baju lebaran bukanlah sekadar untuk pamer atau flexing, melainkan sebagai wujud menghormati adanya Hari Raya atau Lebaran sebagai bentuk rasa syukur dengan mengenakan pakaian yang layak dan pantas.
Meskipun dengan harga yang terjangkau, mereka tetap berusaha mencari baju lebaran yang sesuai dengan selera dan kebutuhan, agar bisa tampil bersahaja dan merasa bangga saat merayakan Hari Raya.Â
Diantara masyarakat yang memilih thrifting tidak hanya untuk menghemat pengeluaran, namun juga bisa menjadi cara untuk mengurangi sampah tekstil dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Namun belakangan ini, bisnis thrifting sedang mendapat kecaman atau larangan dari pemerintah karena dianggap dapat merugikan bisnis UMKM bidang industri fashion lokal dalam negeri.Â
Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah yang mengutamakan pengembangan industri lokal dan meningkatkan ekonomi domestik.
Sebagai alternatif inspirasi membeli baju lebaran selain thrifting, pemerintah mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk lokal yang dihasilkan oleh UMKM dalam negeri.Â
Yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Thrifting dilarang dan solusi untuk mencari inspirasi baju lebaran
Kita saat ini memang sangat dianjurkan untuk membeli baju lebaran dari produk fashion dari UMKM. Meskipun harganya mungkin tergolong lebih mahal dan tidak semua kalangan mampu menjangkaunya.