Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Inspiratif Ramadan: Wajarkah Membawa Anak Balita Beribadah di Masjid?

9 April 2023   17:28 Diperbarui: 9 April 2023   17:35 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dinanti-nantikan. Umat Muslim pasti ingin merasakan atmosfer Ramadhan yang begitu kental dengan nuansa ibadahnya. Termasuk bagi mereka yang sedang memiliki balita.

Bulan Ramadhan adalah waktu dimana kita beribadah lebih banyak dari biasanya, memperbanyak amalan kebaikan, serta meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah SWT dan sesama.

Tidak ada yang lebih indah dari menjalani bulan Ramadhan bersama keluarga, termasuk dengan anak balita. Meskipun mungkin ada beberapa tantangan semisal dalam membawa anak balita ke masjid. Berikut respon yang kurang baik yang ayah atau bunda terima dari jamaah lain.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini kita akan bahas mengenai masalah ini. bagaimana selayaknya kita menyikapi tantangan dalam membawa anak beribadah bersama di masjid.

Rasulullah SAW menyikapi keberadaan anak/balita di masjid

Apa yang dirasakan oleh para orangtua yang membawa anak balita ke masjid mungkin akan merasa lebih tenang setelah menyimak kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah mendapat "gangguan" dari cucunya saat sedang mengimani shalat berjamaah.

Dari hadis yang diriwayatkan An-Nasai [1129] dalam Kitab At-Thathbiq, pada suatu waktu para sahabat merasa heran tatkala dalam posisi sujud, Rasulullah SAW melakukannya lama sekali. Lebih lama dibanding sujud-sujud dalam shalat berjamaah yang dilaksanakan sebelumnya.

"Ya Rasulullah yang sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu telah terjadi atau turun wahyu", ujar seorang sahabat sesudah sholat.

Rasulullah SAW menjawab, "Tidak. Semua itu tidak terjadi. Tetapi anakku (cucuku) ini menunggangiku. Dan aku tidak ingin terburu-buru agar dia puas bermain".

Dari kisah tersebut kita menyadari bahwa ternyata Rasulullah SAW saja tidak pernah merasa kesal apalagi sakit hati dengan tingkah cucunya pada saat sedang melaksanakan shalat berjamaah.

Sungguh berbeda dengan sikap orang dewasa atau para kaum Muslimin saat ini yang seringkali tidak terima atau tidak memaklumi keberadaan balita di masjid. 

Bahkan pada sebuah postingan di medsos tentang masalah ini, saya mengetahui ada komentar netizen yang mengatakan bahwa ia mengalami pengalaman yang tidak manusiawi lantaran ada jamaah yang memukul kaki anak balitanya di masjid.

Padahal ada juga hadits tentang kisah perempuan membawa anak-anak mereka ke masjid pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Hadits tersebut diriwayatkan Al-Bukhari no. 868 dan Muslim no. 556, "Saya pernah memanjangkan shalat dan saya mendengar tangisan anak. Lalu saya memperpendek shalat karena saya tahu ibunya sedang kesulitan karena tangisannya".

Pengalaman non humanis saat mengajak anak shalat berjamaah

Sudah menjadi tanggung jawab seorang ayah untuk memperkenalkan nilai-nilai Islami kepada anak dimulai sejak usia dini. 

Di ramadhan kali ini, saya masih belum bisa full membawa atau mengajak anak untuk beribadah di masjid lantaran anak semata wayang masih balita tepatnya berusia 3 tahun 5 bulan pada 15 april 2023 ini. 

Bila dibawa ke masjid untuk mengikuti ceramah hingga pelaksanaan shalat tarawih dan witir, saya merasa akan mengganggu jamaah lain lantaran anak saya termasuk anak yang selalu aktif bergerak meski di tempat-tempat yang baru pertama dikunjungi.

Meski saya pernah merasakan pengalaman yang kurang menyenangkan karena respon dari seorang nenek yang merasa dirinya terganggu karena tingkah si kecil yang berlarian saat pelaksanaan shalat berjamaah.

Sehingga hal tersebut sedikit banyak mengurungkan niat saya untuk mengajak kembali anak shalat berjamaah di masjid.

Namun, beberapa kali saya tetap mencoba membawa anak shalat berjamaah ke masjid atau di mushola perumahan kami selama bulan Ramadhan ini.

Beberapa kali saya dapati respon dari anak yang sudah cukup baik. karena di menit-menit awal anak mau mengikuti gerakan shalat yang sudah saya ajarkan selama ini dirumah.

Respon dari jamaah lain juga tidak seburuk yang pernah saya alami pada beberapa waktu yang lalu.

Memang, membawa anak ke masjid saat bulan Ramadhan dapat menjadi pengalaman yang menantang, terutama jika si kecil masih balita dan aktif. 

Namun, ayah dan bunda tidak perlu merasa khawatir atau terlalu stress karena masih ada beberapa opsi yang bisa dicoba untuk tetap beribadah di bulan Ramadhan.

Kiat orangtua menyikapi balita agar tetap beribadah di bulan Ramadhan

Dari pengalaman yang tidak manusiawi yang pernah saya terima dari seorang nenek pada saat mengajak anak shalat berjamaah di masjid, akhirnya mendorong saya mencari cara terbaik bagaimana cara agar tetap mengajarkan anak laki-laki saya tentang anjuran shalat berjamaah di masjid.

Di luar Ramadhan, saya memang sudah sering membawa anak shalat ke masjid namun dilakukan setelah jamaah lain selesai melaksanakan shalat berjamaah.

Gunanya adalah agar anak bisa familiar dengan suasana masjid dan selanjutnya orang tua dapat memberikan informasi bahwa masjid adalah tempat untuk shalat atau beribadah, bukan untuk tempat berlarian saja.

Sedangkan di bulan Ramadhan ini ada beberapa opsi yang bisa dilakukan oleh orang tua bila tetap ingin mencoba membawa balita sholat ke masjid sebagai pengenalan nilai-nilai Islami sejak dini.

1. Pilih tempat dan waktu yang tepat untuk membawa balita ke masjid

Salah satu opsi yang bisa ayah dan bunda coba adalah membawa anak balita ke masjid saat waktu-waktu shalat yang tidak terlalu padat. Disamping itu, orang tua bisa mencoba membawa anak balita ke tempat ibadah yang lebih kecil dan lebih bersahabat, seperti mushola di perumahan. 

Dalam lingkungan yang lebih kecil seperti itu, anak balita mungkin lebih nyaman dan lebih mudah untuk diajarkan bagaimana berkonsentrasi dalam beribadah.

Ada pula masjid yang mengerahkan petugas untuk menjaga anak-anak saat orang tuanya sedang melaksanakan shalat berjamaah. Mungkin dengan adanya petugas yang menjaga maka situasi akan lebih kondusif dan orang tua pun nyaman saat shalat.

2. Peka dalam memahami kondisi anak balita

Pastikan anak balita dalam kondisi yang nyaman dan tidak terlalu lelah. Serta jangan memaksa anak balita untuk berlama-lama di masjid jika ia merasa tidak nyaman. 

Beri pula kesempatan pada anak balita bila ia sudah menunjukkan tanda ingin istirahat atau butuh perhatian dari orang tuanya.

3. Selalu memberikan penekanan dan respon yang positif kepada anak 

Sampai saat ini pun saya masih terus memberikan penekanan kepada anak bahwa masjid adalah tempat untuk sholat dan beribadah. 

Biasanya saya selalu sampaikan hal tersebut sebelum berangkat ke masjid. Anak pun seakan dapat memahami hal tersebut. Meskipun kenyataan nanti akan berbeda dimana anak tetap akan aktif bergerak dan berinteraksi di dalam masjid. 

Namun, cara itu sudah menjadi hal yang bijak untuk dilakukan oleh para orang tua dalam mengajarkan anak balita secara bertahap tentang adab shalat atau beribadah di masjid.

Orang tua juga bisa mencoba mengajarkan anak tentang nilai-nilai keagamaan dan kebaikan lainnya di rumah. Misalnya, membacakan kisah-kisah Islami atau menunjukkan video yang berisi konten yang mengajarkan nilai-nilai moral seperti kasih sayang dan toleransi (sikap saling menghargai).

Selain itu, berikan pujian dan penghargaan ketika anak dapat mengontrol diri dan berperilaku dengan baik di masjid.

4. Pentingnya berkomunikasi dengan jamaah lain di masjid

Saya juga ingin menekankan bahwa bila hendak membawa anak balita ke masjid, berbicaralah dengan jamaah lain dan jelaskan situasi atau kondisi balita yang masih suka aktif bergerak.

Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan jamaah lain bisa membantu menghindari konflik. Sehingga dapat meningkatkan pengalaman ibadah orang tua dan anak di masjid.

5. Berdoa kepada Allah SWT memohon petunjuk

Ingatlah bahwa Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Bahwa jangan terlalu khawatir jika ada kejadian yang kurang mengenakkan yang terjadi saat membawa balita ke masjid. 

Yang terpenting adalah tugas mulia orang tua yang berusaha untuk membawa anak ke masjid untuk mengenal dan mencintai agama Islam secara bertahap, dan berdoa agar Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap usaha yang dilakukan oleh para orang tua.

Sudah saatnya mewujudkan masjid ramah anak

Saya sepenuhnya setuju bahwa masjid adalah tempat yang menyenangkan untuk shalat berjamaah dan beribadah sekaligus seharusnya menjadi tempat yang ramah anak.

Ada hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan masjid menjadi tempat yang lebih ramah anak supaya anak-anak merasa nyaman dan dapat belajar dengan baik tentang nilai-nilai dalam agama Islam.

Diantaranya dengan memiliki fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak, seperti ruang bermain dan fasilitas toilet yang bersih dan aman untuk anak.

Di luar negeri bahkan sudah disediakan ruang bermain anak sehingga anak-anak atau balita bisa berinteraksi disana sedangkan orang tua bisa fokus beribadah dan shalat berjamaah.

Bahkan dari sebuah video yang pernah saya simak menunjukkan adanya imam atau pengurus masjid yang mengajak anak-anak bermain di dalam masjid setelah selesai melaksanakan masjid. Hal seperti itu sebagai upaya untuk menunjukkan kepada anak-anak dan orang tua agar tidak enggan datang ke masjid.

Saya juga sangat mengapresiasi bahwa sudah ada beberapa masjid di Indonesia yang sudah lebih ramah anak dan balita dengan menyediakan fasilitas bermain yang diawasi petugas.

*****

Anak-anak memang perlu merasakan nuansa Ramadhan dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang agama sejak dini.

Selain dengan cara yang disampaikan diatas, orang tua juga bisa mengatur acara kegiatan beribadah seperti shalat tarawih, membaca Al-Quran bersama, atau mengikuti ceramah agama melalui media sosial atau platform online bersama anak dirumah. 

Jadi, meskipun orang tua tidak bisa terlalu sering membawa anak balita ke masjid selama bulan Ramadhan, tetapi masih banyak cara untuk memperoleh esensi menjalani bulan suci ini bersama mereka. 

Selalu ingat bahwa setiap kegiatan positif yang mengandung nilai-nilai kebaikan seperti mengenalkan tentang ibadah ataupun mengenai bulan suci Ramadhan ini yang dilakukan bersama anak balita.

Niscaya akan memberikan dampak positif dalam membentuk karakter dan moral generasi di masa depan.

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang | 18 Ramadhan 1444 H.

[SAMBER 2023 Hari ke-9: Kisah Inspiratif Ramadan]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun