Akhirnya, akan ada sebuah film tentang sosok seorang Buya Hamka akan kita saksikan bersama di layar lebar dalam suasana lebaran Hari Raya Idul Fitri yang akan datang. Film ini sangat cocok untuk kita saksikan bersama.
Saya dan kita semua pasti banyak yang sudah lama mengagumi sosok beliau. Sejak pertama kali mengenal beliau melalui karya-karya dan buah pemikirannya telah membuat saya penasaran dengan sosok beliau yang begitu luar biasa.
Sebagaimana yang diketahui bersama bahwasanya Buya Hamka memang merupakan salah satu tokoh inspiratif yang banyak dianggap menginspirasi masyarakat Indonesia.
Kita sebagai generasi yang hidup pada zaman sekarang membutuhkan figur yang bersahaja layaknya seorang Buya Hamka.
Jujur, sebagai generasi Minang, saya cukup emosional dan tersentuh meskipun hanya sebatas menyaksikan cuplikan/trailer dari film ini dengan membayangkan akan seperti apa sosok beliau dari literasi dan karya-karya yang beliau tuangkan.
Melalui karya film religi tentang biografi Buya Hamka yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Fajar Bustomi, serta dibintangi oleh Vino G Bastian dan Laudya Cynthia Bella serta aktor dan aktris kawakan lainnya.Â
Saya berharap film ini bisa menjangkau khalayak sehingga kita semua dapat mengambil contoh keteladanan yang pantas kita tiru dari seorang Buya Hamka.
Siapa sebenarnya Buya Hamka?
Buya Hamka sebuah nama populer dari Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah yang bergelar Datuak Indomo. Hamka sendiri merupakan sebuah nama pena yang berasal dari namanya sendiri, yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA).Â
Buya Hamka lahir di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 17 Februari 1908 lalu wafat di Jakarta pada 24 Juli 1981 di usia 73 tahun.Â
Semasa hidupnya, sosok dan pemikiran Buya Hamka memiliki peranan yang penting dan sangat besar pada agama, bangsa dan negara.
Karena Buya Hamka adalah seorang ulama, sastrawan, wartawan, penulis, dan pengajar. Ia berkiprah khususnya dalam bidang agama, sastra, bahkan juga berperan dalam pergerakan nasional yang oleh karenanya beliau menyandang sebagai Pahlawan Indonesia.
Beliau dibesarkan dan dididik oleh orangtua berasal dari Minangkabau, yakni ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah "Haji Rasul" yang merupakan seorang ulama dan ibunya bernama Shafiyah berlatar dari keluarga seniman.
Peranan orang tua Buya Hamka sangat memperhatikan pendidikan dan pembentukan karakter dalam adat dan tradisi Minangkabau. Buya Hamka diberikan kesempatan untuk belajar dan menuntut ilmu di pesantren dan sekolah-sekolah agama.Â
Sehingga hal ini juga yang menjadi salah satu kunci kesuksesannya dalam menggapai cita-citanya sebagai seorang ulama dan penulis
Buya Hamka diketahui juga berkarir di berbagai bidang. Beliau sempat menjadi ketua umum dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama sejak 1975.
Buya Hamka juga memiliki sejumlah karya tulis, novel sastra bahkan menelurkan karya tafsir dalam Kitab Al-Azhar dan lainnya.
Kiprah Buya Hamka di berbagai bidang menjadikannya seorang tokoh yang banyak dikenal luas di dalam negeri maupun mancanegara berkat pemikirannya yang membawa pengaruh baik yang begitu mencerahkan.
Buya hamka, seorang pembelajar sejati
Sejak kecil beliau sudah ditempa dengan berbagai nilai dalam pembelajaran pendidikan informal dari orang tuanya maupun dalam ruang lingkup kehidupan adat dan sosial.
Semasa kecil saat beliau tinggal di Padang Panjang, keseharian beliau banyak mempelajari tentang ilmu agama dan Al-Qur'an. Selanjutnya, beliau sempat menuntut ilmu di sekolah Islam modern atau pesantren.Â
Lalu, akhirnya beliau memutuskan merantau ke Jawa untuk merantau dan belajar tentang pergerakan Islam modern ke sejumlah tokoh diantaranya kepada K.H Ahmad Dahlan mengenai Persyarikatan Muhammadiyah.
Setelah itu, beliau kembali ke Padang Panjang dengan fokus mengurus Persyarikatan Muhammadiyah.
Lantaran pada masa itu beliau belum memiliki gelar akademik, akhirnya beliau melanjutkan pendidikan dan belajar mengkaji lebih dalam Bahasa Arab dan ilmu agama Islam ke Makkah Al-Mukarromah.
Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa sejak belia hingga akhir hayatnya selalu memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu pengetahuan dan wawasan.
Buya Hamka adalah pemikir yang penuh pengabdian dan dedikasi
Selaku seorang ulama, Buya Hamka memiliki pemahaman yang sangat luas tentang agama Islam serta mampu menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.Â
Karya-karyanya yang berupa buku-buku tentang Islam, kitab tafsir, sastra, dan juga kebudayaan Minangkabau menjadi salah satu referensi penting dan dipelajari oleh masyarakat.
Selain itu, Buya Hamka juga dikenal sebagai salah satu tokoh pergerakan nasional Indonesia yang gigih dalam berjuang melalui Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) sampai partai tersebut dibubarkan, lalu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.
Nah, semua bentuk pengabdian dan perjuangan Buya Hamka tersebut, tentu saja layak untuk diapresiasi dan dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia saat ini dan di masa depan.
Buya Hamka adalah inspirasi menulis dan berkarya
Yang sangat menarik dari sosok Buya Hamka hingga beliau dapat dikenal hingga saat ini karena beliau sebagai seorang penulis yang produktif dan memiliki karya-karya yang bermutu tinggi.Â
Buya Hamka mampu menghasilkan karya-karya yang memiliki nilai-nilai yang relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia saat itu, maupun masa kini.Â
Karya-karyanya yang membahas tentang agama, sejarah, dan budaya Indonesia memberikan banyak inspirasi dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai dalam hidup dan kehidupan ini.
Buya Hamka juga layak menjadi contoh dalam kedisiplinan menulis dan teladan dalam berkarya.
Karena kedisiplinan menulis ini menjadi contoh bagi banyak orang yang ingin menekuni bidang penulisan. Sekaligus, Buya Hamka juga menjadi teladan dalam berkarya.
Beliau telah menunjukkan bahwa kesuksesan dalam bidang penulisan bukan hanya ditentukan oleh bakat atau keahlian saja, namun juga ditentukan oleh keseriusan, kedisiplinan, dan tekad yang kuat.
Buya Hamka juga menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk hendaknya lebih mencintai dan memahami agama, budaya, sejarah, hingga sastra Indonesia.
Demikianlah dapat disimpulkan bahwa Buya Hamka adalah sosok inspiratif yang menjadi teladan bagi banyak orang dalam menulis dan berkarya.Â
*****
Sejak masa kuliah di Yogyakarta, saya memang menjadi lebih intens dalam menyimak karya-karya beliau seperti novel; Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, maupun Merantau Ke Deli.
Saya benar-benar kagum dengan sosok Buya Hamka. Itulah yang mendorong saya untuk belajar menulis sejak semasa kuliah yang pada akhirnya saya menuangkannya melalui Kompasiana ini.
Mungkin ada pesan yang begitu berharga dan luar biasa yang telah disampaikan oleh Buya Hamka bagi kita semua yang ingin menekuni dunia penulisan, "menulislah dan biarkan tulisanmu menemukan takdirnya".Â
Berharap melalui film yang rencananya akan ditayangkan di bioskop mulai 20 April ini maka masyarakat Indonesia khususnya generasi muda akan lebih mengenal dan meneladani Buya Hamka.
Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang | 14 Ramadhan 1444 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H