Karena Buya Hamka adalah seorang ulama, sastrawan, wartawan, penulis, dan pengajar. Ia berkiprah khususnya dalam bidang agama, sastra, bahkan juga berperan dalam pergerakan nasional yang oleh karenanya beliau menyandang sebagai Pahlawan Indonesia.
Beliau dibesarkan dan dididik oleh orangtua berasal dari Minangkabau, yakni ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah "Haji Rasul" yang merupakan seorang ulama dan ibunya bernama Shafiyah berlatar dari keluarga seniman.
Peranan orang tua Buya Hamka sangat memperhatikan pendidikan dan pembentukan karakter dalam adat dan tradisi Minangkabau. Buya Hamka diberikan kesempatan untuk belajar dan menuntut ilmu di pesantren dan sekolah-sekolah agama.Â
Sehingga hal ini juga yang menjadi salah satu kunci kesuksesannya dalam menggapai cita-citanya sebagai seorang ulama dan penulis
Buya Hamka diketahui juga berkarir di berbagai bidang. Beliau sempat menjadi ketua umum dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama sejak 1975.
Buya Hamka juga memiliki sejumlah karya tulis, novel sastra bahkan menelurkan karya tafsir dalam Kitab Al-Azhar dan lainnya.
Kiprah Buya Hamka di berbagai bidang menjadikannya seorang tokoh yang banyak dikenal luas di dalam negeri maupun mancanegara berkat pemikirannya yang membawa pengaruh baik yang begitu mencerahkan.
Buya hamka, seorang pembelajar sejati
Sejak kecil beliau sudah ditempa dengan berbagai nilai dalam pembelajaran pendidikan informal dari orang tuanya maupun dalam ruang lingkup kehidupan adat dan sosial.
Semasa kecil saat beliau tinggal di Padang Panjang, keseharian beliau banyak mempelajari tentang ilmu agama dan Al-Qur'an. Selanjutnya, beliau sempat menuntut ilmu di sekolah Islam modern atau pesantren.Â
Lalu, akhirnya beliau memutuskan merantau ke Jawa untuk merantau dan belajar tentang pergerakan Islam modern ke sejumlah tokoh diantaranya kepada K.H Ahmad Dahlan mengenai Persyarikatan Muhammadiyah.