Karena Kompasianer selalu mengingatkan Kompasianer agar selalu mencantumkan sumber pendukung baik berupa gambar, video, dan sebagainya.
2. Menampilkan ayat atau hadits via tangkapan layar (screenshot)
Bila Kompasianer hanya hendak mencantumkan 1 kutipan ayat atau hanya 1 hadits tentu hal tersebut bisa diklaim tidak akan terkena ancaman plagiasi. Sedangkan bila artikel tersebut akan mencantumkan redaksi ayat suci dan hadist dalam jumlah yang sangat banyak tentu hal itu dapat melebihi ambang batas sebesar 25 persen.
Nah, untuk menyiasatinya adalah dengan cara menampilkan setiap ayat serta hadist tersebut dalam bentuk hasil tangkapan layar (screenshot).
Meskipun dari hasil tangkapan layar, Kompasianer tetap harus disertai dengan sumbernya. Misalnya hasil tangkapan layar dari aplikasi panduan shalat, dari e-book hadist, ataupun dari situs/portal lain di internet.
3. Cek kembali artikel sebelum diposting
Jadi, sebelum artikel akan ditayangkan maka Kompasianer bisa mendeteksi ancaman plagiasi menggunakan aplikasi cek plagiarisme yang bisa diakses secara online melalui internet.
Cara seperti itu pasti akan sangat membantu Kompasianer memastikan bahwa artikelnya tidak melanggar aturan Kompasiana tentang plagiarisme.
*****
Ketiga langkah tersebut merupakan upaya sederhana untuk memastikan bahwa artikel kita tidak akan di-takedown agar tidak mendapatkan “surat cinta” dari Kompasiana.
Mari kita refleksikan kisah Ramadhan yang penuh dengan keutamaan ini melalui artikel-artikel yang inspiratif dan membawa manfaat sebagai bagian dari amal sholeh selama Ramadhan.
Selamat menulis untuk menyebarkan kebaikan dan hikmah Ramadhan kepada seluruh alam, rahmatan lil’alamin.