ChatGPT bisa memberikan informasi atau penjelasan yang dibutuhkan oleh peserta didik atau guru terkait materi pelajaran yang sedang dipelajari atau diajar. ChatGPT bisa memberikan referensi atau sumber belajar yang terkait dengan topik tertentu. Misalnya, dalam menyarankan buku, artikel, atau video yang bisa membantu peserta didik atau guru memahami materi pelajaran.
ChatGPT bisa memberikan latihan atau soal-soal latihan yang bisa membantu peserta didik atau guru menguji pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Serta ChatGPT dapat membantu dalam pembuatan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik atau masyarakat setempat.Â
Misalnya, saya bisa memberikan masukan atau saran dalam pengembangan kurikulum yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik atau masyarakat.
Namun demikian, sebagai sebuah AI language model, ChatGPT tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran guru atau pendidik dalam pembelajaran. peserta didik tetap membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari guru dalam mengembangkan keterampilan, dan mendapatkan pengalaman belajar yang seimbang secara sosial dan kognitif.
Menurut hemat saya, ada beberapa hal penting yang harus dicermati oleh guru dalam penggunaan ChatGPT bila hendak diafiliasi dengan penerapan Kurikulum Merdeka. Saat peserta didik menggunakan ChatGPT untuk membantu pembelajaran mereka, ada beberapa hal yang perlu diantisipasi oleh guru.
Pertama, validitas informasi. Guru perlu mengajarkan peserta didik untuk mengidentifikasi dan memverifikasi sumber informasi yang mereka dapatkan dari ChatGPT, agar peserta didik bisa membedakan informasi yang valid dan tidak valid.
Kedua, ketergantungan pada instanisasi informasi. Penggunaan ChatGPT oleh peserta didik tidak boleh membuat mereka terlalu bergantung pada teknologi kecerdasan buatan. Guru perlu menekankan pada peserta didik bahwa penggunaan ChatGPT harus menjadi alat bantu dalam pembelajaran, bukan pengganti peran guru atau proses belajar konvensional.
Ketiga, kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik. Meskipun ChatGPT bisa memberikan informasi dan solusi yang bervariasi, guru perlu membimbing peserta didik dalam memilih dan menggunakan fitur-fitur yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keempat, penggunaan yang tepat. Guru perlu mengajarkan peserta didik untuk menggunakan ChatGPT dengan tepat dan etis, serta tidak menyalahgunakan atau menyalin informasi yang didapatkan secara tidak sah.
Kelima, pengawasan (fungsi controlling). Guru perlu melakukan pengawasan terhadap penggunaan ChatGPT oleh peserta didik, terutama dalam memeriksa keabsahan dan keaslian tugas atau karya yang dihasilkan oleh peserta didik dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, penggunaan ChatGPT oleh peserta didik dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta memudahkan akses terhadap informasi yang lebih luas hingga meningkatkan ketercapaian penerapan implementasi Kurikulum Merdeka.