Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

ChatGPT, Pembelajaran Berdiferensiasi, dan Paradigma Kurikulum Merdeka

22 Februari 2023   12:35 Diperbarui: 1 Maret 2023   17:56 2818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pengumpulan materi literasi bisa saja bersumber dari ChatGPT sebagai sumber belajar yang terdiferensiasi. (Foto Akbar Pitopang)

Sebagaimana yang kita ketahui, Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum yang mulai diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada satuan pendidikan sejak 2022 yang lalu. 

Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan bagi sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan lokal dan kondisi daerah masing-masing, serta memungkinkan penerapan pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat dan dunia kerja. 

Dalam Kurikulum Merdeka, guru diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran yang memfokuskan pada pengembangan keterampilan peserta didik dan pengalaman belajar yang signifikan, serta mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. 

Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya pembelajaran lintas disiplin dan pengembangan karakter serta etika peserta didik dalam setiap kegiatan belajar. 

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membebaskan kurikulum dari ketergantungan pada buku-buku teks atau kurikulum yang sudah ada, sehingga sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau stakeholder sebagai pengguna jasa lulusan yang diciptakan nantinya.

Sementara itu, sebagai sebuah AI language model, kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran. Kecerdasan buatan ini bisa membantu peserta didik dan guru dengan memberikan informasi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik-topik yang terkait dengan kurikulum merdeka, seperti materi pelajaran, metode pembelajaran, maupun pengembangan kurikulum.

Sebagai tenaga pendidik, perhatian saya langsung tertuju pada bagaimana mengkorelasikan penggunaan kecerdasan buatan ini dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Bagaimanapun juga, dunia pendidikan pasti akan terdampak dengan adanya kehadiran ChatGPT sebagai kecerdasan buatan yang hampir bisa dikatakan sangat realistis.

Sejatinya ChatGPT dapat menjadi partner pembelajaran bagi peserta didik pada Kurikulum Merdeka.

Sebagai sebuah AI language model, ChatGPT bisa menjadi mitra pembelajaran yang berguna dalam implementasi Kurikulum Merdeka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun