Beberapa orang siswa dari perwakilan setiap kelas (Kelas 3 sampai Kelas 6) akan ditunjuk untuk unjuk kemampuan berliterasi di hadapan teman-temannya.
Yang ditampilkan siswa pada kegiatan literasi ini dapat berupa pembacaan puisi, pantun, cerpen, dan seterusnya.
Ketika perwakilan kelas sedang tampil maka temannya yang lain diminta untuk menyimak lalu selanjutnya guru akan menanyakan isi kandungan, pesan, atau pertanyaan-pertanyaan seputar topik yang ditampilkan.
Dengan cara seperti itu maka siswa sama-sama belajar untuk memahami sebuah informasi yang disampaikan oleh temannya. pun diajarkan bagaimana cara menghargai teman ketika tampil di hadapan forum seperti kegiatan literasi di halaman sekolah tersebut.
3. Memaksimalkan fungsi mading (majalah dinding)
Keberadaan mading juga berguna untuk meningkatkan kemampuan literasi dan minat baca siswa.
Karena di mading akan ditampilkan beragam informasi bacaan yang menarik perhatiannya sehingga tentu dapat berguna bagi siswa dalam menumbuhkan minat baca.
Mading dipajang di lorong sekolah yang selalu ramai dilewati oleh siswa dan warga sekolah. maka sudah pasti keberadaan mading dapat mengundang perhatian.
Sehingga mau tak mau pasti akan menciptakan rasa penasaran untuk seterusnya apa yang ditampilkan akan dibaca atau disimak oleh siswa secara bersama-sama dengan temannya.
4. Memanfaatkan peran perpustakaan keliling
Dinas Perpustakaan biasanya memiliki fasilitas kendaraan perpustakaan keliling yang memiliki program kerja mengunjungi sekolah-sekolah.
Beberapa kali saya perhatikan bahwa perpustakaan keliling ini  telah singgah di sekolah dan menggelar sesi baca buku bagi siswa dan warga sekolah.
Guru juga ikut menemani siswa membaca buku-buku yang dibawa oleh perpustakaan keliling. Dengan kontrol dan pengawasan guru selama mengikuti kegiatan baca buku yang digelar oleh perpustakaan keliling.