Guru memerankan fungsi pembinaan, pemberian bimbingan, pendorong untuk berubah dan mendidik murid menjadi lebih baik untuk bertransformasi menjadi anak yang baik dan berakhlak.
Sekolah untuk mencetak kepribadian generasi-generasi bangsa yang dicita-citakan sesuai dengan konsep kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara atau memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Maka dalam pengimplementasiannya, Kurikulum Merdeka pasti akan menghadapi tantangan dalam mewujudkannya Profil Pelajar Pancasila yang dicita-citakan.
Tujuan dihadirkannya Kurikulum Merdeka untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan kreatif.
Sekolah bisa dianggap berhasil menerapkan Kurikulum Merdeka apabila peserta didik telah menunjukkan karakter Profil Pelajar Pancasila dan mengamalkannya di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Satu hal lagi, jelas saja bahwa pendidikan dihadirkan ke tengah kehidupan ini untuk memanusiakan manusia.
Dan sekolah pun diadakan sebagai tempat pembentukan karakter agar murid-murid menjadi manusia yang berakhlak mulia disertai dengan tertanamnya nilai-nilai moral dan kesusilaan pada setiap individu murid sebagai seorang pelajar.
Harapannya setiap satuan pendidikan dapat meraih tujuan mulia itu mulai dari jenjang PAUD, pendidikan dasar dan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Semoga para guru diberi kekuatan dan kemudahan untuk menunaikan tugas mulia membina karakter peserta didik menjadi generasi bangsa yang dapat memahami arti sebuah kehidupan hingga mereka sendiri dapat menghindarkan diri dari perilaku-perilaku yang tidak berimbas pada tindakan pidana.
Pendidikan Karakter oleh Masyarakat (Stakeholder) dalam Proses Penegakan Aturan yang Berlaku
Disamping itu, dalam proses perkembangan mental dan karakter anak juga dipengaruhi oleh paparan jenis karakter yang berkembang di lingkungan sekitar.